Carrying Cost Adalah Jenis-jenis, Komponen-Komponen, Rumus Carrying Cost dan Contoh Perhitungannya
Sumber Gambar : cashflowinventory.com |
Carrying Cost
Carrying Cost, yang dikenal juga sebagai Biaya Penyimpanan, adalah salah satu komponen penting dalam bisnis yang berkaitan dengan biaya yang timbul akibat menyimpan barang atau inventaris dalam suatu perusahaan. Biaya ini sangat penting karena berdampak langsung terhadap keuntungan dan kesuksesan bisnis.
Secara umum, Carrying Cost mencakup semua biaya yang dikeluarkan untuk menyimpan barang, mulai dari biaya penyimpanan fisik, biaya asuransi, biaya penyusutan inventaris, hingga biaya kehilangan atau kerusakan barang. Selain itu, biaya ini juga meliputi biaya administrasi seperti pengelolaan stok, pemantauan ketersediaan barang, dan pengelolaan ruang penyimpanan
Jenis-jenis Carrying Cost
- Biaya Penyimpanan Fisik
Biaya ini mencakup biaya sewa atau pembelian ruang penyimpanan, peralatan penyimpanan, serta biaya pemeliharaan dan perawatan. Semakin besar jumlah inventaris yang harus disimpan, semakin besar pula biaya penyimpanan fisik yang harus dikeluarkan.
- Biaya Asuransi
Asuransi adalah salah satu cara untuk melindungi inventaris dari risiko kehilangan atau kerusakan. Biaya asuransi merupakan bagian dari Carrying Cost karena harus dibayar secara berkala.
- Biaya Penyusutan Inventaris
Inventaris yang disimpan dalam waktu lama akan mengalami penyusutan nilai. Biaya penyusutan juga termasuk dalam Carrying Cost karena inventaris yang sudah tidak layak jual harus dibuang, dan hal ini akan berdampak pada pengurangan keuntungan perusahaan.
- Biaya Kehilangan atau Kerusakan Barang
Biaya ini mencakup kerugian akibat kehilangan atau kerusakan barang yang disimpan. Kehilangan atau kerusakan barang bisa terjadi karena berbagai faktor, seperti bencana alam, pencurian, atau kesalahan manusia. Semakin sering terjadi kehilangan atau kerusakan, semakin besar pula Carrying Cost yang harus dikeluarkan.
- Biaya Administrasi
Biaya administrasi yang termasuk dalam Carrying Cost meliputi biaya pengelolaan stok, pemantauan ketersediaan barang, dan pengelolaan ruang penyimpanan. Semakin besar inventaris yang harus dikelola, semakin besar pula biaya administrasi yang harus dikeluarkan.
Pentingnya Memperhitungkan Carrying Cost dalam Bisnis
Mengetahui dan memperhitungkan Carrying Cost dengan baik adalah kunci sukses dalam mengelola bisnis. Ada beberapa alasan mengapa Carrying Cost merupakan komponen penting dalam bisnis, antara lain:
- Dapat menentukan harga jual yang tepat
Dengan mengetahui Carrying Cost, perusahaan dapat menentukan harga jual yang sesuai untuk mencapai keuntungan yang diinginkan. Jika Carrying Cost terlalu tinggi, maka harga jual juga harus ditingkatkan agar bisnis tetap menguntungkan.
- Membantu mengontrol stok
Dengan memperhitungkan Carrying Cost, perusahaan dapat memutuskan berapa banyak inventaris yang harus disimpan. Hal ini dapat membantu mengontrol stok agar tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit, sehingga dapat mengurangi Carrying Cost.
- Menghindari kerugian
Jika Carrying Cost tidak diperhitungkan dengan baik, maka bisnis dapat mengalami kerugian akibat biaya yang terlalu tinggi. Hal ini dapat menyebabkan bisnis tidak mampu bersaing dengan pesaingnya dan akhirnya gagal.
- Menjaga efisiensi operasional
Dengan mengendalikan Carrying Cost, perusahaan dapat menjaga efisiensi operasional sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan mengoptimalkan keuntungan.
Komponen-Komponen Biaya Penyimpanan Inventaris
Biaya Penyimpanan Inventaris, atau sering disebut juga sebagai biaya penyimpanan barang, adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk menyimpan persediaan barang yang dimilikinya. Biaya ini merupakan salah satu dari beberapa jenis biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya.
Terdapat beberapa komponen utama yang mempengaruhi biaya penyimpanan inventaris. Adapun komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut:
Biaya Penyimpanan Fisik\ Biaya ini mencakup segala biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menyimpan barang secara fisik, seperti biaya sewa gudang, biaya bahan bakar untuk pengangkutan barang, biaya listrik dan air untuk menjaga suhu dan kelembaban di dalam gudang agar sesuai dengan kebutuhan barang yang disimpan, biaya perawatan dan perbaikan gudang, dan biaya asuransi untuk melindungi barang dari risiko kerusakan atau kehilangan.
Biaya Pemeliharaan dan Pengendalian Persediaan\ Biaya ini meliputi biaya untuk mengendalikan dan memelihara persediaan agar tetap terjaga kualitasnya, seperti biaya inspeksi dan pengujian barang, biaya pemisahan dan pengemasan barang, biaya pemeliharaan sistem inventarisasi, dan biaya pengendalian kualitas barang.
Biaya Kesempatan\ Biaya ini merupakan biaya yang timbul karena adanya peluang untung yang hilang akibat dikuranginya dana perusahaan untuk menyimpan persediaan. Biaya ini dapat terjadi ketika perusahaan menggunakan dana yang tersedia untuk menyimpan persediaan, sehingga tidak dapat digunakan untuk investasi yang dapat memberikan keuntungan lebih besar.
Biaya Risiko\ Biaya ini mencakup biaya-biaya yang timbul akibat adanya risiko kerusakan atau kehilangan barang yang disimpan. Biaya ini dapat berupa biaya asuransi untuk melindungi barang dari risiko tersebut, biaya untuk mengganti barang yang rusak atau hilang, dan biaya penanganan dan penyelesaian masalah yang muncul akibat risiko tersebut.
Selain empat komponen utama di atas, terdapat juga beberapa komponen lain yang dapat mempengaruhi biaya penyimpanan inventaris, seperti biaya untuk melatih dan mempekerjakan tenaga kerja yang terlibat dalam pengelolaan persediaan, biaya administrasi untuk mengelola dan memonitor persediaan, biaya untuk memperoleh informasi tentang permintaan dan persediaan barang, dan biaya untuk mengendalikan kualitas dan volume barang yang dipesan.
Penting bagi perusahaan untuk memperhitungkan semua komponen biaya penyimpanan inventaris dengan cermat, karena biaya ini dapat memengaruhi keuntungan perusahaan secara keseluruhan. Dengan memahami dan mengelola biaya penyimpanan inventaris dengan baik, perusahaan dapat mengoptimalkan keuntungan dan meningkatkan efisiensi operasionalnya. Selain itu, perusahaan juga dapat menghindari risiko kerugian yang dapat terjadi akibat pengelolaan persediaan yang kurang tepat.
Dengan mengetahui dan memahami komponen-komponen biaya penyimpanan inventaris, perusahaan dapat merencanakan strategi yang tepat untuk mengelola persediaan barang dengan efisien dan efektif. Selain itu, perusahaan juga harus senantiasa memantau dan mengevaluasi biaya penyimpanan inventaris yang diambil, sehingga dapat mengambil langkah yang tepat untuk mengoptimalkan biaya dan meningkatkan keuntungan perusahaan.
Rumus Carrying Cost dan Contoh Perhitungannya
Rumus Carrying Cost adalah sebuah rumus yang digunakan untuk menghitung biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menyimpan stok atau inventarisnya. Biaya yang dimaksud dapat berupa biaya penyimpanan fisik, biaya asuransi, biaya pengelolaan stok, biaya kehilangan stok, dan biaya lainnya.
Rumus Carrying Cost
Rumus Carrying Cost dapat dituliskan sebagai berikut:
Carrying Cost = (Harga Barang x Persentase Tingkat Bunga x Persentase Biaya Penyimpanan) / 100
Dengan keterangan sebagai berikut:
- Harga Barang adalah harga satuan barang yang disimpan oleh perusahaan.
- Persentase Tingkat Bunga adalah tingkat bunga yang dikenakan oleh bank atau lembaga keuangan terhadap pinjaman yang digunakan untuk membiayai pembelian stok.
- Persentase Biaya Penyimpanan adalah persentase biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menyimpan stok atau inventarisnya, seperti biaya penyewaan gudang, biaya listrik, dan lain-lain.
Contoh Perhitungan Carrying Cost
Sebagai contoh, perusahaan ABC memiliki stok sejumlah 1000 unit barang dengan harga satuan sebesar Rp 100.000. Persentase Tingkat Bunga yang dikenakan oleh bank adalah 10%, sedangkan Persentase Biaya Penyimpanan adalah 5%.
Maka, rumus Carrying Cost dapat digunakan untuk menghitung biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan ABC untuk menyimpan stoknya, yaitu:
Carrying Cost = (Rp 100.000 x 10% x 5%) / 100
= (Rp 100.000 x 0,10 x 0,05) /100
= Rp 50.000
Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan ABC untuk menyimpan stoknya adalah sebesar Rp 50.000 per tahun.
Pengaruh Carrying Cost dalam Pengelolaan Stok
Carrying Cost merupakan salah satu faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam pengelolaan stok oleh perusahaan. Semakin besar biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menyimpan stoknya, semakin besar juga tekanan terhadap keuntungan yang didapatkan.
Dengan mengetahui besarnya Carrying Cost, perusahaan dapat secara efektif mengatur dan mengelola stoknya. Dalam kasus di atas, perusahaan ABC dapat mempertimbangkan untuk mengurangi jumlah stok yang disimpan atau mencari alternatif penyimpanan yang lebih murah agar dapat mengurangi biaya Carrying Cost yang harus dikeluarkan.
Posting Komentar