Space Iklan Banner

Contoh Metode FIFO: Penerapan dan Perhitungannya Secara Lengkap

Daftar Isi

 

Sumber Gambar : Detik.com

Metode FIFO (First In First Out): Penerapan dan Perhitungannya

Metode FIFO (First In First Out) atau yang juga dikenal sebagai metode antrian pertama kali masuk adalah metode yang digunakan dalam manajemen persediaan untuk menghitung nilai persediaan yang dijual atau digunakan berdasarkan prinsip bahwa barang yang pertama kali masuk ke dalam persediaan juga yang pertama kali dijual atau digunakan. Dengan kata lain, metode ini mengasumsikan bahwa barang yang masih tersedia di persediaan adalah yang paling baru dibeli atau diproduksi.

 

Penerapan Metode FIFO

Metode FIFO sering digunakan dalam bisnis yang menjual barang-barang yang memiliki umur simpan yang terbatas, seperti makanan atau obat-obatan. Hal ini karena metode ini dapat memberikan gambaran yang lebih akurat tentang nilai persediaan yang masih tersedia dan memungkinkan perusahaan untuk memastikan bahwa barang yang tertua masih dijual lebih dahulu untuk menghindari kerugian karena kadaluarsa atau masa kedaluwarsa.

Selain itu, metode FIFO juga digunakan dalam bisnis yang menjual barang-barang yang memiliki nilai persediaan yang fluktuatif, seperti mobil atau pakaian. Dengan menggunakan metode ini, perusahaan dapat menghindari mematok harga jual yang terlalu rendah karena menggunakan harga beli yang lama dan meningkatkan keuntungan mereka.

 

Perhitungan Metode FIFO

Untuk menghitung nilai persediaan dengan menggunakan metode FIFO, terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan, yaitu:

  1. Tentukan nilai barang yang dibeli atau diproduksi pertama kali (first-in) dan nilai barang yang masih tersedia di persediaan (ending inventory).
  2. Hitung total biaya barang yang dibeli atau diproduksi pertama kali dengan mengalikan jumlah unit dengan harga per unitnya.
  3. Hitung total biaya barang yang masih tersedia di persediaan dengan mengalikan jumlah unit yang masih tersedia dengan harga per unitnya.
  4. Total biaya barang yang masih tersedia di persediaan tersebut kemudian dibagi dengan total unit yang masih tersedia untuk mendapatkan harga per unitnya.
  5. Hitung nilai persediaan yang dijual atau digunakan dengan mengalikan jumlah unit yang terjual atau digunakan dengan harga per unitnya.
  6. Hitung nilai persediaan yang masih tersisa dengan mengalikan jumlah unit yang masih tersisa dengan harga per unitnya.
  7. Total nilai persediaan yang terjual atau digunakan dan yang masih tersisa kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan nilai persediaan total.

 

Contoh Penerapan dan Perhitungan Metode FIFO

Misalnya sebuah perusahaan memiliki persediaan sebanyak 100 unit barang dengan harga per unitnya sebesar Rp 10.000. Kemudian, perusahaan membeli tambahan persediaan sebanyak 50 unit dengan harga per unitnya sebesar Rp 12.000. Selanjutnya, perusahaan menjual 100 unit barang tersebut.

Dengan menggunakan metode FIFO, perhitungannya adalah sebagai berikut:

  1. Nilai barang yang dibeli pertama kali (first-in) adalah 100 unit x Rp 10.000 = Rp 1.000.000.
  2. Nilai barang yang masih tersedia di persediaan (ending inventory) adalah 50 unit x Rp 12.000 = Rp 600.000.
  3. Total biaya barang yang masih tersedia di persediaan adalah Rp 1.000.000 + Rp 600.000 = Rp 1.600.000.
  4. Harga per unitnya adalah Rp 1.600.000 / 50 unit = Rp 32.000.
  5. Nilai persediaan yang dijual adalah 100 unit x Rp 32.000 = Rp 3.200.000.
  6. Nilai persediaan yang masih tersisa adalah 0 unit x Rp 32.000 = Rp 0.
  7. Total nilai persediaan adalah Rp 3.200.000 + Rp 0 = Rp 3.200.000.

Dari perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa nilai persediaan yang dijual atau digunakan adalah sebesar Rp 3.200.000 dan nilai persediaan yang masih tersisa adalah Rp 0. Dengan demikian, perusahaan dapat mengetahui nilai persediaan yang digunakan atau dijual secara akurat dan dapat mengoptimalkan keuntungan mereka dengan menggunakan metode FIFO.

 

Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan saat Menerapkan Contoh Metode FIFO

Metode FIFO (First In First Out) adalah salah satu metode pengelolaan stok barang yang paling umum digunakan dalam bisnis. Metode ini memungkinkan barang yang pertama masuk ke dalam gudang, menjadi barang yang pertama pula yang keluar dari gudang. Dengan kata lain, barang yang lebih lama masuk akan lebih dulu dijual daripada barang yang baru masuk.

Penerapan metode FIFO ini dapat mempengaruhi keuangan dan efisiensi operasional perusahaan. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menerapkan metode FIFO dalam bisnis.

1. Perencanaan Stok Barang yang Baik

Penerapan metode FIFO membutuhkan perencanaan stok barang yang baik. Perusahaan harus dapat memprediksi tingkat permintaan pasar dan menyesuaikan jumlah stok yang tersedia dengan permintaan tersebut. Jika stok barang tidak diprediksi dengan baik, dapat menyebabkan terjadinya kekurangan stok saat permintaan tiba-tiba meningkat, atau bahkan kelebihan stok yang tidak terjual yang akan berdampak pada kerugian perusahaan.

2. Penggunaan Sistem Akuntansi yang Tepat

Dalam penerapan metode FIFO, perusahaan harus menggunakan sistem akuntansi yang tepat untuk mengelola stok barang. Sistem akuntansi yang baik akan memudahkan perusahaan dalam melakukan pencatatan dan pelacakan stok barang yang masuk dan keluar. Dengan sistem akuntansi yang tepat, perusahaan dapat memastikan bahwa stok barang yang dikeluarkan benar-benar merupakan barang yang pertama masuk.

3. Kualitas Barang yang Baik

Metode FIFO akan memberikan hasil yang akurat jika kualitas barang yang dijual selalu baik. Barang yang pertama masuk ke dalam gudang tentunya juga yang pertama kali keluar. Jika kualitas barang yang pertama masuk tidak baik, maka akan berdampak pada penjualan yang tidak optimal dan dapat menyebabkan kehilangan pelanggan.

4. Rotasi Stok yang Tepat

Rotasi stok yang tepat sangat penting dalam penerapan metode FIFO. Perusahaan harus memastikan bahwa stok barang yang masuk selalu dikeluarkan lebih dulu sebelum stok barang yang baru masuk. Hal ini dapat dilakukan dengan mengatur sistem penyimpanan barang yang sesuai dengan tanggal masuknya barang ke dalam gudang.

5. Pelatihan Karyawan yang Cukup

Penerapan metode FIFO juga membutuhkan karyawan yang terlatih dengan baik. Karyawan harus memahami dengan jelas cara pengelolaan stok barang yang sesuai dengan metode FIFO ini. Jika karyawan tidak terlatih dengan baik, hal ini dapat menyebabkan kekeliruan dalam pencatatan stok yang dapat berdampak pada keakuratan laporan keuangan perusahaan.

6. Pengawasan yang Ketat

Perusahaan harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap pengelolaan stok barang dengan metode FIFO. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan audit secara berkala untuk memastikan bahwa sistem FIFO dijalankan dengan benar dan tidak ada kekeliruan dalam pencatatan stok. Pengawasan yang ketat juga dapat membantu mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang terjadi dengan cepat sebelum berdampak pada kinerja perusahaan.

7. Evaluasi Secara Berkala

Terakhir, perusahaan perlu melakukan evaluasi secara berkala terhadap penerapan metode FIFO ini. Evaluasi dapat dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan menggunakan metode FIFO dengan menggunakan metode lain. Hal ini akan membantu perusahaan dalam mengetahui efektivitas dan efisiensi metode FIFO yang sedang diterapkan, serta mengetahui apakah perlu ada penyesuaian atau perbaikan dalam pengelolaan stok barang.

Dengan melakukan perencanaan stok barang yang baik, menggunakan sistem akuntansi yang tepat, menjaga kualitas barang yang baik, melakukan rotasi stok yang tepat, memberikan pelatihan yang cukup kepada karyawan, melakukan pengawasan yang ketat, dan melakukan evaluasi secara berkala, perusahaan dapat menerapkan metode FIFO dengan lebih efektif dan efisien. Hal ini akan membantu perusahaan dalam mengelola stok barang dengan lebih baik, meningkatkan kepuasan pelanggan, serta meningkatkan kinerja dan keuangan perusahaan secara keseluruhan.

 

Kesimpulan

Metode FIFO adalah metode yang efektif dan akurat dalam menghitung nilai persediaan yang dijual atau digunakan oleh sebuah perusahaan. Dengan menggunakan metode ini, perusahaan dapat memastikan bahwa barang yang lebih tua dijual atau digunakan terlebih dahulu untuk menghindari kerugian karena kadaluarsa atau harga yang fluktuatif. Selain itu, metode ini juga dapat membantu perusahaan dalam mengoptimalkan keuntungan mereka dengan cara mematok harga jual yang lebih sesuai dengan harga beli terbaru. Dengan demikian, metode FIFO sangat direkomendasikan untuk digunakan dalam bisnis yang membutuhkan manajemen persediaan yang efektif dan akurat.

Posting Komentar

Space Iklan Banner