Space Iklan Banner

DFD (Data Flow Diagram): Komponen, Fungsi, Level dan Langkah Merancangnya

Daftar Isi

 

Pengertian DFD

DFD atau diagram alur data adalah representasi grafis dari sistem informasi yang menunjukkan aliran data dari suatu proses ke proses lainnya. DFD sering digunakan untuk menganalisis, mendokumentasikan, dan meningkatkan sistem informasi yang ada.

Istilah DFD pertama kali diperkenalkan oleh Larry Constantine pada tahun 1970-an sebagai pengembangan dari model alur data yang sebelumnya diperkenalkan oleh Jack Mills pada tahun 1950-an. DFD telah menjadi alat penting dalam pengembangan sistem informasi karena mampu menyajikan informasi yang kompleks secara visual dan mudah dipahami.

Diagram alur data terdiri dari simbol-simbol yang mewakili proses, penyimpanan data, aliran data, dan entitas eksternal. Proses adalah aktivitas yang mengubah data menjadi informasi yang berguna. Penyimpanan data adalah tempat dimana data disimpan untuk digunakan oleh proses lainnya. Aliran data adalah jalur yang menunjukkan bagaimana data bergerak dari satu proses ke proses lainnya. Entitas eksternal adalah objek di luar sistem yang berinteraksi dengan sistem dan berkontribusi pada aliran data.

DFD dapat dibagi menjadi beberapa level, yaitu level 0, level 1, dan seterusnya. Level 0 adalah DFD yang paling umum digunakan dan menunjukkan sistem secara keseluruhan. Level 1 adalah DFD yang lebih terperinci dan menunjukkan proses dari level 0 yang dibagi menjadi proses yang lebih kecil. Level-level yang lebih rendah dapat dibuat sesuai kebutuhan untuk memperjelas informasi yang ada.

DFD juga dapat digunakan untuk menganalisis sistem yang ada. Dengan membuat DFD, kita dapat melihat proses-proses yang ada, aliran data, dan entitas eksternal yang terlibat. Hal ini memudahkan kita untuk mengidentifikasi masalah yang ada dan membuat perbaikan yang diperlukan.

Selain itu, DFD juga dapat digunakan untuk mendokumentasikan sistem yang ada. Dengan membuat DFD, sistem yang ada dapat didokumentasikan dengan jelas dan rapi. Hal ini memudahkan pengguna atau pengembang sistem untuk memahami sistem yang ada dan memperbaikinya jika dibutuhkan.

DFD juga dapat digunakan untuk meningkatkan sistem yang ada. Dengan melihat DFD, kita dapat menemukan proses-proses yang tidak efisien atau redundan yang dapat dihapus atau digantikan dengan proses yang lebih efisien. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem yang ada.

Pada umumnya, DFD digunakan bersama dengan alat visualisasi lainnya seperti use case diagram dan activity diagram. Use case diagram digunakan untuk merepresentasikan aktivitas atau fungsi yang dilakukan oleh sistem, sedangkan activity diagram digunakan untuk menunjukkan alur proses yang terjadi dalam sistem.

Dalam pengembangan sistem informasi, DFD digunakan dalam fase analisis dan desain. Pada fase analisis, DFD digunakan untuk menganalisis sistem yang ada dan mengidentifikasi masalah yang ada. Pada fase desain, DFD digunakan untuk merancang sistem yang baru atau memperbaiki sistem yang ada.

Dalam kesimpulannya, DFD atau diagram alur data adalah alat yang penting dalam pengembangan sistem informasi. DFD dapat digunakan untuk menganalisis, mendokumentasikan, dan meningkatkan sistem yang ada. Dengan DFD, sistem yang kompleks dapat dijelaskan secara visual dan mudah dipahami. DFD juga dapat digunakan bersama dengan alat visualisasi lainnya untuk meningkatkan pemahaman tentang sistem yang dikembangkan. Oleh karena itu, DFD merupakan alat yang sangat berharga dalam pengembangan sistem informasi yang efektif dan efisien.

 

Fungsi DFD atau data flow diagram 

 

Fungsi DFD atau Diagram Alur Data adalah salah satu metode dalam analisis dan perancangan sistem yang digunakan untuk memodelkan aliran data di dalam sistem yang sedang dikembangkan. DFD merupakan salah satu teknik yang paling umum digunakan oleh para analis sistem dalam menggambarkan alur data yang terjadi di dalam sistem.

Pada dasarnya, DFD merupakan sebuah gambaran yang sederhana dan jelas mengenai bagaimana alur data masuk dan keluar dari sebuah sistem. DFD digunakan untuk menggambarkan proses-proses yang terjadi di dalam sistem tersebut, serta hubungan antara proses dan data yang digunakan. Dengan adanya DFD, para analis sistem dapat dengan mudah memahami bagaimana data diproses di dalam sistem dan bagaimana data tersebut berinteraksi satu sama lain.

Salah satu keunggulan dari menggunakan DFD adalah kemampuannya untuk memvisualisasikan alur data secara sistematis. Dengan menggunakan simbol-simbol yang telah ditentukan, DFD dapat menggambarkan proses-proses yang ada di dalam sistem secara detail. Hal ini membuat DFD menjadi alat yang sangat berguna dalam memperjelas dan memahami alur data di dalam sistem.

Selain itu, DFD juga mampu memberikan gambaran yang jelas mengenai alur data yang terjadi di dalam sistem. Dengan adanya DFD, para analis sistem dapat dengan mudah mengidentifikasi dan memahami ketergantungan antara proses-proses yang ada di dalam sistem. Hal ini sangat berguna dalam mengidentifikasi masalah yang mungkin terjadi di dalam sistem dan memberikan solusi yang tepat.

Fungsi lain dari DFD adalah sebagai alat yang efektif dalam mengkomunikasikan alur data di dalam sistem kepada semua pihak yang terlibat dalam pengembangan sistem. Dengan menggunakan DFD, para analis sistem dapat dengan mudah memberikan penjelasan yang jelas dan detail mengenai alur data yang ada di dalam sistem kepada pihak-pihak terkait. Hal ini akan memudahkan komunikasi dan meminimalisir terjadinya kesalahpahaman di antara para pihak yang terlibat.

Selain itu, DFD juga dapat membantu para analis sistem dalam mengidentifikasi kebutuhan data yang dibutuhkan oleh sistem. Dengan adanya DFD, para analis sistem dapat dengan mudah mengetahui data apa saja yang dibutuhkan oleh sistem dan bagaimana data tersebut akan diproses dan disimpan di dalam sistem. Hal ini akan memudahkan proses perancangan database dan memastikan bahwa sistem yang dikembangkan dapat bekerja dengan efisien.

Selain berfungsi sebagai alat komunikasi, DFD juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengendalikan kompleksitas sistem. Dengan menggunakan DFD, para analis sistem dapat dengan mudah memperjelas dan memilah proses-proses yang ada di dalam sistem. Hal ini akan memudahkan dalam mengidentifikasi dan menangani masalah yang mungkin terjadi di dalam sistem.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi DFD sangatlah penting dalam proses analisis dan perancangan sistem. DFD tidak hanya berfungsi untuk memvisualisasikan alur data di dalam sistem, tetapi juga sebagai alat komunikasi, pengendali kompleksitas sistem, serta membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan data yang dibutuhkan oleh sistem. Oleh karena itu, DFD merupakan salah satu teknik yang sangat penting dan tidak boleh diabaikan dalam pengembangan sistem yang efektif dan efisien.

 

Simbol Yang Digunakan

• Entity (kesatuan luar)
• Data flow (arus data)
• Process (proses)
• Data store (simpanan data)

 


Komponen DFD atau data flow diagram 

 

Komponen DFD atau Diagram Alir Data adalah salah satu jenis pemodelan proses yang digunakan dalam analisis dan desain sistem. DFD sendiri adalah sebuah diagram yang digunakan untuk menggambarkan aliran data dari suatu sistem atau proses, mulai dari input, proses, dan output yang terjadi di dalam sistem tersebut. DFD merupakan alat yang penting dalam pengembangan sistem karena dapat membantu dalam memahami dan menganalisis aliran data yang ada di dalam sistem.

Diagram Alir Data terdiri dari beberapa komponen utama yang saling terhubung dan membentuk suatu model yang lengkap dan terstruktur. Berikut adalah penjelasan mengenai setiap komponen yang ada dalam DFD:

  1. Proses Proses merupakan komponen yang menggambarkan aktivitas atau tugas yang dilakukan oleh sistem. Proses ini dapat berupa operasi, perhitungan, manipulasi, atau pengolahan data yang dilakukan pada data yang masuk. Pada DFD, proses ditandai dengan simbol kotak yang diberi nomor urut. Proses juga dapat memiliki nama dan deskripsi yang akan memudahkan dalam memahami fungsi dari proses tersebut.

  2. Aliran Data Aliran data adalah komponen yang menggambarkan aliran data dari satu proses ke proses lainnya. Aliran data ini dapat berupa input atau output dari proses tersebut. Pada DFD, aliran data ditandai dengan panah yang menunjukkan arah aliran data. Selain itu, aliran data juga dapat memiliki nama dan deskripsi yang menjelaskan informasi yang dibawa oleh data tersebut.

  3. Penyimpanan Data Penyimpanan data adalah komponen yang menggambarkan tempat penyimpanan data yang digunakan dalam sistem. Tempat penyimpanan data dapat berupa database, file, atau tabel. Pada DFD, tempat penyimpanan data ditandai dengan simbol berbentuk persegi panjang yang diberi nama dan deskripsi yang menjelaskan jenis data yang disimpan di tempat tersebut.

  4. Entitas Eksternal Entitas eksternal adalah komponen yang menggambarkan sumber atau penerima data yang berada di luar sistem. Entitas eksternal dapat berupa orang, sistem, atau organisasi yang berinteraksi dengan sistem yang sedang dibuat. Pada DFD, entitas eksternal ditandai dengan simbol berbentuk persegi panjang yang diberi nama dan deskripsi yang menjelaskan sumber atau penerima data yang berinteraksi dengan sistem.

  5. Penyimpanan Akhir Penyimpanan akhir adalah komponen yang menggambarkan tempat penyimpanan data akhir dari sistem. Tempat penyimpanan akhir ini berfungsi untuk menyimpan hasil akhir dari proses yang dilakukan oleh sistem. Pada DFD, penyimpanan akhir ditandai dengan simbol berbentuk persegi panjang yang diberi nama dan deskripsi yang menjelaskan jenis data yang disimpan di tempat tersebut.

  6. Data Flow Diagram Kontrol (DFD Kontrol) DFD kontrol adalah komponen yang digunakan untuk menggambarkan aliran informasi yang digunakan untuk mengontrol proses-proses yang ada di dalam sistem. DFD kontrol ditandai dengan simbol berbentuk persegi panjang yang diberi nomor urut. Pada DFD, DFD kontrol biasanya digunakan untuk menggambarkan proses-proses yang berhubungan dengan pengendalian, pengawasan, atau proses yang berkaitan dengan manajemen sistem.

  7. Data Flow Diagram Transformasi (DFD Transformasi) DFD transformasi adalah komponen yang digunakan untuk menggambarkan proses yang terjadi di dalam sistem. DFD transformasi ditandai dengan simbol berbentuk bulatan yang diberi nomor urut. Pada DFD, DFD transformasi digunakan untuk menggambarkan proses-proses yang terjadi di dalam sistem, seperti perhitungan, manipulasi, atau pengolahan data.

Semua komponen tersebut saling terhubung dan membentuk suatu model yang terstruktur dan lengkap untuk menggambarkan aliran data yang ada di dalam sistem. Dengan menggunakan DFD, proses analisis dan desain sistem dapat dilakukan secara lebih mudah dan terstruktur. DFD juga dapat membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan dan masalah yang ada di dalam sistem, sehingga dapat diambil langkah-langkah perbaikan yang tepat.

Selain itu, DFD juga dapat membantu dalam memahami hubungan antar proses dan komponen yang ada di dalam sistem. Dengan menggunakan DFD, dapat diketahui bagaimana proses-proses tersebut saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain. Hal ini dapat membantu dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem yang telah dibuat.

Dengan demikian, DFD atau Diagram Alir Data merupakan komponen yang sangat penting dalam pengembangan sistem. Dengan pemahaman yang mendalam mengenai setiap komponen yang ada dalam DFD, diharapkan dapat membantu dalam proses analisis dan desain sistem yang lebih baik dan terstruktur.

 

Tingkatan/Level DFD atau Diagram Aliran Data

DFD atau Diagram Aliran Data adalah sebuah metode yang digunakan untuk menggambarkan alur data dalam sebuah sistem atau proses bisnis. DFD digunakan untuk memvisualisasikan data yang masuk, diproses, dan keluar dari sebuah sistem. Secara umum, DFD terdiri dari beberapa tingkatan atau level yang menunjukkan kompleksitas dari sebuah sistem. Dalam artikel ini, akan dibahas mengenai tingkatan/level DFD dan peranannya dalam memetakan alur data dalam sebuah sistem.

Tingkatan/Level DFD

Terdapat empat tingkatan/level DFD yang umum digunakan dalam menggambarkan alur data dalam sebuah sistem, yaitu:

  1. Level Konteks
  2. Level 1
  3. Level 2
  4. Level 3

Level Konteks

Level konteks merupakan tingkatan DFD yang paling sederhana dan umumnya digunakan untuk memetakan alur data dari sistem secara keseluruhan. DFD pada level ini hanya menggunakan satu proses utama yang mewakili seluruh sistem atau proses bisnis. Data yang masuk dan keluar dari sistem diperlihatkan secara umum tanpa memerinci proses yang terjadi di dalamnya.

Contoh DFD level konteks:

Sumber Gambar : revou.co

 

Pada contoh DFD di atas, terdapat satu proses utama yaitu "Pengolahan Transaksi" yang mewakili seluruh sistem. Data yang masuk ke sistem adalah data transaksi yang kemudian diproses dan menghasilkan data laporan yang keluar dari sistem.

Level 1

Level 1 merupakan tingkatan DFD yang lebih rinci dibandingkan dengan level konteks. Pada tingkatan ini, proses utama pada level konteks dibagi menjadi beberapa proses yang lebih kecil dan terperinci. Selain itu, data yang masuk dan keluar dari setiap proses juga ditampilkan secara lebih detail. DFD level 1 digunakan untuk memodelkan alur data pada tingkat yang lebih spesifik dalam sebuah sistem.

Contoh DFD level 1:

Sumber Gambar : revou.co

 

Pada contoh DFD di atas, proses "Pengolahan Transaksi" pada level konteks dibagi menjadi tiga proses yang lebih spesifik, yaitu "Verifikasi Data", "Pengolahan Data", dan "Pembuatan Laporan". Data yang masuk dan keluar dari setiap proses juga diperinci.

Level 2

Level 2 merupakan tingkatan DFD yang lebih terperinci dibandingkan dengan level 1. Pada level ini, setiap proses pada level 1 dibagi menjadi proses yang lebih kecil lagi dan ditambahkan dengan data yang lebih detail. DFD level 2 digunakan untuk memodelkan alur data pada tingkat yang sangat spesifik dalam sebuah sistem.

Contoh DFD level 2:


Pada contoh DFD di atas, proses "Pengolahan Data" pada level 1 dibagi menjadi dua proses yang lebih spesifik, yaitu "Penyusunan Data" dan "Validasi Data". Selain itu, data yang masuk dan keluar dari setiap proses juga diperinci.

Level 3

Level 3 merupakan tingkatan DFD yang paling terperinci dan kompleks dibandingkan dengan level sebelumnya. Pada level ini, setiap proses pada level 2 dibagi menjadi proses yang lebih kecil lagi dan ditambahkan dengan data yang sangat detail. DFD level 3 digunakan untuk memodelkan alur data pada tingkat yang sangat terperinci dalam sebuah sistem.

Contoh DFD level 3:


Pada contoh DFD di atas, proses "Validasi Data" pada level 2 dibagi menjadi dua proses yang lebih spesifik, yaitu "Validasi Data Pelanggan" dan "Validasi Data Transaksi". Selain itu, data yang masuk dan keluar dari setiap proses juga diperinci dengan sangat detail.

 

Peran Tingkatan/Level DFD dalam Memetakan Alur Data

Tingkatan DFD sangat penting dalam memetakan alur data dalam sebuah sistem. Dengan adanya tingkatan, alur data dalam sebuah sistem dapat ditampilkan secara terperinci dan sistematis. Selain itu, tingkatan juga memungkinkan kita untuk memahami dan menganalisis sistem secara lebih baik. Berikut adalah beberapa peran tingkatan/level DFD dalam memetakan alur data dalam sebuah sistem:

  1. Memperjelas alur data dalam sistem Dengan adanya tingkatan, alur data dalam sebuah sistem dapat ditampilkan secara terperinci dan sistematis. Hal ini memudahkan kita untuk memahami dan menganalisis alur data yang terjadi dalam sistem.

  2. Mengidentifikasi proses yang terjadi dalam sistem Tingkatan DFD memungkinkan kita untuk mengidentifikasi dan memperinci proses-proses yang terjadi dalam sistem. Dengan demikian, kita dapat memahami bagaimana data diproses dan diolah dalam sistem.

  3. Menunjukkan hubungan antar proses dan data Tingkatan DFD memperlihatkan hubungan antar proses dan data dalam sebuah sistem. Hubungan ini sangat penting untuk memahami alur data dalam sistem dan mengidentifikasi proses-proses yang terjadi di dalamnya.

  4. Memudahkan dalam analisis dan pengembangan sistem Dengan adanya tingkatan DFD, kita dapat menganalisis dan mengembangkan sistem dengan lebih baik dan sistematis. Tingkatan DFD memudahkan kita untuk melihat setiap proses dalam sistem secara terpisah dan memahami hubungannya dengan proses lainnya.

 

Langkah Menyusun DFD (Diagram Alir Data)

DFD (Diagram Alir Data) merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam menganalisis dan mendokumentasikan sistem informasi. DFD digunakan untuk memperlihatkan alur data yang masuk dan keluar dari sistem, serta proses yang terjadi pada data tersebut. Dengan menggunakan DFD, kita dapat memahami sistem secara keseluruhan dan mengidentifikasi kekurangan atau masalah yang mungkin terjadi dalam sistem.

Untuk menyusun DFD yang baik dan akurat, terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan. Berikut adalah langkah-langkah menyusun DFD yang dapat diikuti:

1. Identifikasi Entity dan Proses

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi entity (entitas) dan proses yang ada dalam sistem. Entity merupakan objek yang memiliki informasi yang dapat ditransfer dari satu proses ke proses lainnya. Sedangkan proses adalah aktivitas yang dilakukan oleh entity untuk mengolah atau memanipulasi data.

2. Tentukan Level DFD

Setelah entity dan proses teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah menentukan level DFD yang akan dibuat. Terdapat 4 level DFD, yaitu DFD level 0, level 1, level 2, dan seterusnya. DFD level 0 merupakan DFD yang paling umum digunakan dan mewakili sistem secara keseluruhan. Sedangkan DFD level 1, 2, dan seterusnya mewakili detail dari DFD level 0.

3. Identifikasi Alur Data

Langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi alur data yang masuk dan keluar dari setiap proses. Alur data ini harus direpresentasikan dengan panah yang mengarah dari proses yang menghasilkan data ke proses yang membutuhkan data tersebut. Selain itu, alur data juga harus diberi label yang jelas dan sesuai dengan jenis data yang dikirimkan.

4. Gambarkan DFD

Setelah semua alur data teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah menggambar DFD sesuai dengan level yang telah ditentukan. DFD dapat digambar menggunakan software khusus seperti Microsoft Visio atau secara manual menggunakan alat tulis dan kertas. Pastikan DFD yang digambar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

5. Validasi DFD

Setelah DFD selesai digambar, langkah terakhir yang harus dilakukan adalah validasi DFD dengan pihak yang berkepentingan, seperti pengguna sistem, analis sistem, dan pemilik sistem. Validasi DFD bertujuan untuk memastikan bahwa DFD yang dibuat sudah sesuai dengan sistem yang ada dan dapat dipahami dengan baik oleh semua pihak yang terlibat.

 

Kesimpulan

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, kita dapat menyusun DFD (Diagram Alir Data) yang akurat dan sesuai dengan sistem yang ada. Proses menyusun DFD membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang sistem yang akan didokumentasikan dan juga kerja sama antara tim yang terlibat. DFD yang baik dan akurat akan membantu kita dalam memperbaiki dan meningkatkan sistem yang ada serta memudahkan dalam pemahaman sistem yang kompleks.

 

Posting Komentar

Space Iklan Banner