Space Iklan Banner

Invoice Financing Adalah: Pengertian, Keuntungan, Risiko dan Cara Kerjanya

Daftar Isi

 

Sumber Gambar: doyanayam.com

Pengertian Invoice Financing

Invoice Financing adalah sebuah layanan keuangan yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dengan menggunakan faktur atau tagihan dari pelanggan sebagai jaminan. Layanan ini biasanya ditawarkan oleh bank atau lembaga keuangan non-bank kepada perusahaan yang membutuhkan dana tambahan untuk mengembangkan bisnisnya.

 

Keuntungan Invoice Financing

  1. Mendapatkan Dana Secara Cepat

Salah satu keuntungan utama dari invoice financing adalah kemampuannya untuk memberikan akses dana yang cepat kepada perusahaan. Dengan menjual faktur kepada pihak ketiga, perusahaan dapat memperoleh dana yang dibutuhkan dalam waktu singkat. Hal ini sangat berguna bagi perusahaan yang membutuhkan modal tambahan untuk memenuhi pesanan besar atau memperluas bisnis mereka.

  1. Mengurangi Risiko Tidak Dibayar oleh Pelanggan

Dengan menggunakan invoice financing, perusahaan tidak perlu lagi menunggu pembayaran dari pelanggan. Pihak ketiga yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan pembayaran dari pelanggan, sehingga perusahaan tidak perlu khawatir tentang risiko tidak dibayar oleh pelanggan. Ini memungkinkan perusahaan untuk lebih fokus pada kegiatan operasional mereka dan meningkatkan produktivitas.

  1. Meningkatkan Likuiditas dan Arus Kas

Invoice financing memungkinkan perusahaan untuk mengubah piutang menjadi uang tunai. Dengan kata lain, perusahaan dapat meningkatkan likuiditas dan memperbaiki aliran kas mereka dengan menjual faktur kepada pihak ketiga. Hal ini sangat berguna bagi perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan atau sedang menghadapi masalah likuiditas.

  1. Tidak Memerlukan Agunan

Invoice financing tidak memerlukan agunan seperti kredit bank tradisional. Pihak ketiga mengambil risiko atas pembayaran dari pelanggan, bukan atas aset perusahaan. Hal ini memungkinkan perusahaan yang tidak memiliki aset yang cukup untuk digunakan sebagai agunan, seperti perusahaan kecil atau startup, untuk memperoleh dana melalui invoice financing.

 

Cara Kerja Invoice Financing

Proses invoice financing dimulai dengan perusahaan mengirimkan faktur kepada pelanggan dan juga kepada pihak ketiga, yaitu lembaga keuangan atau bank yang menawarkan layanan invoice financing. Setelah faktur diterima, pihak ketiga akan mengevaluasi faktur tersebut dan menentukan berapa persentase dari nilai faktur yang akan dibayarkan kepada perusahaan. Persentase ini biasanya berkisar antara 70-90%.

Setelah persentase tersebut ditetapkan, pihak ketiga akan memberikan dana kepada perusahaan. Pada saat ini, pihak ketiga akan menanggung risiko atas pembayaran dari pelanggan. Ketika pelanggan membayar faktur, pihak ketiga akan menagih pembayaran kepada pelanggan dan memberikan sisa pembayaran kepada perusahaan setelah dikurangi dengan biaya layanan. Biaya layanan ini meliputi bunga dan biaya administrasi yang dibebankan oleh pihak ketiga.Berikut Cara Kerja Invoice Financing:

  • Perusahaan yang membutuhkan dana mengajukan permohonan kepada bank atau lembaga keuangan non-bank untuk mendapatkan fasilitas invoice financing.
  • Bank atau lembaga keuangan non-bank akan melakukan evaluasi terhadap permohonan tersebut, termasuk mengecek kredibilitas perusahaan dan pelanggan serta nilai faktur yang diajukan.
  • Jika disetujui, bank atau lembaga keuangan non-bank akan memberikan dana kepada perusahaan, dengan menggunakan faktur atau tagihan dari pelanggan sebagai jaminan.
  • Perusahaan dapat menggunakan dana tersebut untuk memenuhi kebutuhan operasional atau mengembangkan bisnisnya.
  • Setelah pelanggan membayar faktur, perusahaan harus mengembalikan dana yang dipinjamkan beserta bunga dan biaya lainnya kepada bank atau lembaga keuangan non-bank.

 

 

Risiko dari Pembiayaan Faktur (Invoice Financing)

Pembiayaan faktur, atau yang sering juga disebut dengan istilah "faktoring", adalah suatu bentuk pembiayaan yang diberikan oleh lembaga keuangan kepada perusahaan dengan menggunakan faktur (tagihan) sebagai jaminan. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan dana yang dibutuhkan secara cepat dan mudah, tanpa perlu menunggu tagihan jatuh tempo dari pelanggan.

Namun, seperti halnya dengan jenis pembiayaan lainnya, pembiayaan faktur juga memiliki risiko yang perlu diperhatikan oleh perusahaan yang menggunakan layanan ini. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa risiko yang sering dihadapi oleh perusahaan dalam menggunakan pembiayaan faktur.

Risiko Kredit

Salah satu risiko utama dari pembiayaan faktur adalah risiko kredit. Ini terjadi ketika perusahaan yang menerima pembiayaan faktur gagal membayar kembali pinjaman yang diberikan oleh lembaga keuangan. Hal ini dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti kebangkrutan, kesulitan keuangan, atau bahkan penipuan.

Risiko ini sangat signifikan karena lembaga keuangan biasanya memberikan pembiayaan dengan persyaratan yang lebih longgar daripada pinjaman konvensional. Ini karena faktur yang digunakan sebagai jaminan biasanya memiliki risiko kredit yang lebih rendah dibandingkan dengan aset lainnya. Namun, jika risiko ini tidak dikelola dengan baik, dapat menyebabkan kerugian yang besar bagi lembaga keuangan dan juga perusahaan yang menggunakan layanan pembiayaan faktur.

Risiko Hukum

Selain risiko kredit, perusahaan juga harus memperhatikan risiko hukum yang terkait dengan pembiayaan faktur. Hal ini terutama terjadi jika faktur yang digunakan sebagai jaminan ternyata tidak sah atau terdapat perselisihan antara perusahaan dan pelanggan terkait dengan tagihan tersebut.

Jika terjadi kasus seperti ini, perusahaan dapat menghadapi masalah hukum yang dapat mempengaruhi reputasi bisnisnya dan juga menyebabkan kerugian finansial. Untuk menghindari risiko ini, perusahaan harus memastikan bahwa faktur yang digunakan adalah sah dan tidak ada perselisihan yang terjadi dengan pelanggan.

Risiko Likuiditas

Pembiayaan faktur juga dapat menimbulkan risiko likuiditas bagi perusahaan. Hal ini terjadi ketika perusahaan mengalami kesulitan dalam mengembalikan dana yang dipinjam dari lembaga keuangan karena tidak ada tagihan yang jatuh tempo atau pelanggan gagal membayar tagihan tepat waktu.

Risiko ini dapat menyebabkan perusahaan kesulitan dalam memenuhi kewajibannya, seperti membayar gaji karyawan atau membeli bahan baku untuk produksi. Untuk menghindari risiko ini, perusahaan perlu melakukan kajian yang cermat terhadap kemampuan keuangan pelanggan sebelum menerima pembiayaan faktur.

Risiko Reputasi

Pembiayaan faktur juga dapat mempengaruhi reputasi perusahaan. Hal ini terjadi ketika perusahaan memutuskan untuk menggunakan pembiayaan faktur dari lembaga keuangan yang kurang terpercaya atau memiliki praktik yang merugikan bagi perusahaan.

Risiko ini dapat menyebabkan perusahaan kehilangan kepercayaan dari para pelanggan dan mitra bisnisnya, serta dapat berdampak pada penurunan penjualan dan kinerja keuangan. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan penilaian yang cermat terhadap lembaga keuangan yang akan digunakan untuk pembiayaan faktur.

 

Strategi Pengelolaan Risiko

Untuk menghindari risiko yang telah disebutkan di atas, perusahaan dapat menggunakan beberapa strategi pengelolaan risiko, seperti:

  • Penilaian kredit yang cermat terhadap pelanggan, termasuk memeriksa riwayat pembayaran dan keuangan pelanggan sebelum menerima pembiayaan faktur.
  • Diversifikasi pembiayaan dengan menggunakan lebih dari satu lembaga keuangan untuk meminimalkan risiko kredit dan likuiditas.
  • Melakukan pengawasan terhadap faktur yang digunakan sebagai jaminan, termasuk memeriksa keaslian dan keabsahan tagihan.
  • Menegosiasikan kontrak yang jelas dan terperinci dengan lembaga keuangan, termasuk mengatur tentang tanggung jawab dan risiko yang dibagikan antara kedua belah pihak.

 

Kesimpulan

Invoice financing adalah solusi keuangan yang bermanfaat bagi perusahaan dalam mengelola arus kas mereka. Dengan menggunakan invoice financing, perusahaan dapat memperoleh dana secara cepat, mengurangi risiko tidak dibayar oleh pelanggan, meningkatkan likuiditas dan arus kas, serta tidak memerlukan agunan. Namun, sebelum memutuskan untuk menggunakan layanan ini, perusahaan harus mempertimbangkan biaya yang dibebankan oleh pihak ketiga serta memahami konsekuensi dari tidak dapat membayar faktur kepada pihak ketiga. Selain itu, pihak ketiga juga akan mengevaluasi kredibilitas perusahaan dan pelanggan sebelum menyetujui layanan invoice financing. Oleh karena itu, perusahaan harus memastikan bahwa mereka memiliki hubungan yang baik dengan pelanggan dan menjaga kredibilitas mereka untuk memaksimalkan manfaat dari invoice financing.

 

 

 

Posting Komentar

Space Iklan Banner