Space Iklan Banner

Langkah-langkah Membuat Data Flow Diagram yang Efektif

Daftar Isi

 

Sumber Gambar : Canva

Data Flow Diagram (DFD) adalah salah satu jenis diagram yang digunakan untuk menggambarkan alur data atau informasi dalam suatu sistem. DFD digunakan untuk memvisualisasikan proses-proses yang terjadi dalam sistem, mulai dari masukan data, pemrosesan, hingga keluaran data. Dengan adanya DFD, dapat mempermudah pemahaman dan analisis terhadap sistem yang sedang dibuat atau sedang dijalankan.

Pada artikel ini, akan dibahas secara mendetail dan jelas mengenai langkah-langkah untuk membuat DFD yang efektif. Dengan mengikuti langkah-langkah ini, diharapkan dapat menghasilkan DFD yang mudah dipahami dan dapat memberikan gambaran yang lengkap mengenai sistem yang sedang dianalisis. Berikut adalah langkah-langkahnya:

1. Identifikasi Proses dalam Sistem

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi proses-proses yang terdapat dalam sistem yang akan dibuat DFD-nya. Proses-proses ini dapat berupa kegiatan atau aktivitas yang dilakukan dalam sistem, seperti pengiriman data, penerimaan data, pemrosesan data, dan sebagainya. Identifikasi proses ini dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yang terkait dengan sistem yang akan dibuat DFD-nya.

2. Tentukan Level DFD yang Akan Dibuat

Setelah proses-proses dalam sistem telah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah menentukan level DFD yang akan dibuat. DFD terdiri dari beberapa level, yaitu: Context Diagram, Level 0, Level 1, dan seterusnya. Context Diagram merupakan level DFD yang paling tinggi dan digunakan untuk menggambarkan sistem secara keseluruhan. Level DFD yang lebih rendah digunakan untuk memperinci proses-proses yang terdapat dalam sistem. Pada tahap ini, tentukan level DFD yang sesuai dengan kebutuhan dan kompleksitas sistem yang sedang dianalisis.

3. Gambarkan Context Diagram

Setelah level DFD yang akan dibuat ditentukan, langkah berikutnya adalah menggambar Context Diagram. Context Diagram merupakan gambaran sistem secara keseluruhan dan hanya terdiri dari satu proses. Dalam Context Diagram, dijelaskan masukan (input) yang diterima oleh sistem, proses yang dilakukan, dan keluaran (output) yang dihasilkan. Context Diagram sering juga disebut sebagai DFD level 0.

4. Buat Level 0 DFD

Setelah Context Diagram dibuat, langkah selanjutnya adalah membuat Level 0 DFD. Level 0 DFD merupakan gambaran proses yang terdapat dalam sistem. Dengan menggunakan simbol-simbol yang sudah ditentukan, gambarkan proses-proses yang telah diidentifikasi pada langkah pertama. Pastikan untuk memberikan nama yang jelas dan deskriptif pada setiap proses yang digambarkan.

5. Perinci Level 0 DFD dengan Level 1 DFD

Level 1 DFD digunakan untuk memperinci proses yang terdapat dalam Level 0 DFD. Pada tahap ini, tentukan proses yang memiliki kompleksitas tinggi dan perinci kembali proses tersebut menjadi Level 1 DFD. Dengan menggunakan simbol-simbol yang sama seperti pada Level 0 DFD, gambarkan proses-proses tersebut dengan lebih detail.

6. Tuliskan Deskripsi pada Setiap Proses dan Aliran Data

Setelah Level 0 dan Level 1 DFD telah dibuat, langkah selanjutnya adalah menuliskan deskripsi pada setiap proses yang terdapat dalam DFD. Deskripsi ini dapat berupa keterangan singkat mengenai proses yang dilakukan, aturan-aturan yang harus dipatuhi dalam proses tersebut, serta tindakan yang dihasilkan setelah proses selesai dilakukan. Selain itu, tuliskan juga deskripsi pada setiap aliran data yang terdapat dalam DFD. Deskripsi ini dapat memperjelas aliran data yang digunakan dalam proses tersebut.

7. Verifikasi DFD yang Telah Dibuat

Setelah seluruh langkah selesai dilakukan, langkah terakhir adalah melakukan verifikasi terhadap DFD yang telah dibuat. Verifikasi dilakukan untuk memastikan bahwa DFD yang dibuat sudah sesuai dengan sistem yang dianalisis dan tidak terdapat kesalahan dalam penulisan proses dan aliran data. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam verifikasi adalah mengecek kesesuaian deskripsi dengan proses yang digambarkan, memastikan tidak ada proses yang terlewat, serta memeriksa kembali aliran data yang digunakan.

 

Kesimpulan

Membuat Data Flow Diagram yang efektif tidaklah sulit, namun membutuhkan ketelitian dan kejelasan dalam mengidentifikasi proses-proses dalam sistem. Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, diharapkan dapat menghasilkan DFD yang mudah dipahami dan memberikan gambaran yang lengkap mengenai sistem yang sedang dianalisis. Selain itu, DFD yang efektif juga dapat membantu dalam analisis dan perbaikan sistem yang sedang berjalan.

Posting Komentar

Space Iklan Banner