Pengertian Biaya Non Produksi: Jenis-jenis, Pengelolaan, Peran dan Contohnya
![]() |
Sumber Gambar :scaleocean.com |
Pengertian Biaya Non Produksi
Biaya non produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan untuk kegiatan yang tidak langsung terkait dengan produksi barang atau jasa. Biaya ini tidak dapat diatribusikan secara langsung ke produk akhir yang dihasilkan oleh perusahaan. Biaya non produksi juga dapat disebut sebagai biaya tidak langsung atau overhead.
Sama halnya dengan biaya produksi, biaya non produksi juga memiliki peran yang penting dalam pengelolaan keuangan perusahaan. Namun, perbedaan utama antara keduanya adalah biaya non produksi tidak dapat dihindari sepenuhnya, sedangkan biaya produksi dapat dikendalikan oleh perusahaan.
Jenis-jenis Biaya Non Produksi
Berikut adalah beberapa jenis biaya non produksi yang sering ditemukan dalam sebuah perusahaan:
- Biaya Administrasi dan Umum
Biaya ini mencakup biaya yang dikeluarkan untuk membiayai departemen administrasi dan umum dalam sebuah perusahaan. Biaya administrasi dan umum meliputi gaji karyawan, biaya sewa kantor, biaya utilitas (listrik, air, telepon), biaya peralatan kantor, dan biaya perjalanan dinas.
- Biaya Penjualan dan Pemasaran
Biaya ini mencakup biaya yang dikeluarkan untuk mempromosikan dan menjual produk atau jasa perusahaan. Biaya penjualan dan pemasaran meliputi biaya iklan, biaya promosi, biaya tenaga penjualan, dan biaya acara promosi.
- Biaya Penelitian dan Pengembangan
Biaya ini mencakup biaya yang dikeluarkan untuk melakukan penelitian dan mengembangkan produk atau jasa baru. Biaya penelitian dan pengembangan meliputi gaji karyawan peneliti, biaya peralatan penelitian, dan biaya uji coba produk.
- Biaya Bunga
Biaya ini mencakup bunga yang harus dibayarkan atas pinjaman yang diperoleh perusahaan. Bunga biasanya dikeluarkan untuk membiayai investasi atau modal kerja perusahaan.
- Biaya Depresiasi
Biaya ini mencakup penurunan nilai aset tetap perusahaan akibat penggunaan atau faktor lainnya. Depresiasi dilakukan untuk mencerminkan kenaikan biaya penggantian aset yang telah digunakan dalam proses produksi.
- Biaya Asuransi
Biaya ini mencakup biaya premi asuransi yang harus dibayarkan perusahaan untuk melindungi aset dan operasi perusahaan dari risiko kerugian atau kerusakan.
- Biaya Hukum dan Perpajakan
Biaya ini mencakup biaya yang dibayarkan kepada pengacara dan ahli pajak untuk melakukan layanan hukum dan perpajakan bagi perusahaan.
- Biaya Overhead
Biaya overhead mencakup biaya yang diperlukan untuk menjalankan operasional perusahaan, namun tidak terkait secara langsung dengan kegiatan produksi. Biaya overhead meliputi biaya-biaya seperti gaji pegawai administrasi, biaya sewa gedung, dan biaya utilitas.
Pengelolaan Biaya Non Produksi
Seperti halnya biaya produksi, biaya non produksi juga harus dikelola dengan efisien agar perusahaan dapat beroperasi secara optimal. Berikut adalah beberapa cara dalam pengelolaan biaya non produksi:
- Evaluasi Kebutuhan
Perusahaan harus melakukan evaluasi secara berkala terhadap kebutuhan biaya non produksi yang dikeluarkan. Hal ini harus dilakukan untuk memastikan bahwa biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar dan masih sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
- Reduksi Biaya
Perusahaan dapat melakukan reduksi biaya non produksi dengan cara memilih pemasok yang lebih murah, menegosiasikan ulang kontrak, atau melakukan penghematan biaya lainnya. Hal ini dapat dilakukan tanpa mengurangi kualitas atau efisiensi dari kegiatan operasional perusahaan.
- Penerapan Teknologi
Penerapan teknologi dapat membantu perusahaan mengurangi biaya non produksi. Misalnya, penggunaan software akuntansi dapat membantu perusahaan mengelola biaya administrasi dan umum dengan lebih efisien.
- Outsourcing
Outsourcing dapat menjadi solusi untuk mengurangi biaya non produksi, terutama untuk kegiatan yang bukan merupakan kompetensi inti perusahaan. Misalnya, perusahaan dapat menggunakan jasa perusahaan pemasok untuk mengelola gudang atau layanan customer service.
Peran Biaya Non Produksi dalam Pengelolaan Keuangan Perusahaan
Biaya non produksi memegang peranan penting dalam pengelolaan keuangan perusahaan. Berikut adalah beberapa peran utama biaya non produksi dalam pengelolaan keuangan perusahaan.
1. Pengambilan Keputusan Investasi
Biaya non produksi dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi. Perusahaan dapat mengevaluasi biaya non produksi yang dibutuhkan untuk memulai suatu proyek investasi baru dan memutuskan apakah proyek tersebut layak untuk dilaksanakan.
2. Penentuan Harga Jual
Biaya non produksi juga dapat mempengaruhi harga jual suatu produk atau jasa. Perusahaan perlu memperhitungkan biaya non produksi yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk atau jasa, sehingga dapat menentukan harga jual yang sesuai.
3. Pengendalian Biaya
Meskipun biaya non produksi tidak dapat dihindari sepenuhnya, perusahaan tetap dapat mengendalikan biaya ini untuk meminimalkan pengeluaran yang tidak perlu. Pengendalian biaya non produksi dapat dilakukan dengan menggunakan metode efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.
4. Menentukan Laba Bersih
Biaya non produksi juga berperan dalam menentukan laba bersih perusahaan. Dengan pengeluaran biaya non produksi yang tepat, perusahaan dapat mengoptimalkan laba bersih yang akan diperoleh.
5. Salah Satu Indikator Kinerja Keuangan
Pengelolaan biaya non produksi yang efektif dapat menjadi salah satu indikator kinerja keuangan yang baik bagi perusahaan. Semakin efisien perusahaan dalam mengelola biaya non produksi, maka semakin baik pula kinerja keuangan perusahaan.
Pengendalian Biaya Non Produksi
Pengendalian biaya non produksi merupakan langkah yang penting bagi keberlangsungan perusahaan. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengendalikan biaya non produksi.
1. Identifikasi Biaya Non Produksi
Langkah pertama dalam pengendalian biaya non produksi adalah dengan mengidentifikasi biaya-biaya yang termasuk dalam kategori ini. Hal ini dapat membantu perusahaan untuk mengevaluasi setiap biaya dan menentukan apakah biaya tersebut benar-benar dibutuhkan.
2. Evaluasi Kebutuhan Biaya
Setelah biaya non produksi teridentifikasi, perusahaan perlu mengevaluasi kebutuhan dari setiap biaya tersebut. Apakah biaya tersebut benar-benar dibutuhkan atau dapat dikurangi.
3. Prioritaskan Biaya yang Penting
Perusahaan perlu memprioritaskan biaya yang penting dan tidak dapat dihindari. Hal ini dapat membantu perusahaan untuk mengalokasikan anggaran secara efisien dan efektif.
4. Analisis Kebutuhan Sumber Daya
Perusahaan juga perlu menganalisis kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan non produksi. Misalnya, apakah perusahaan perlu mempekerjakan karyawan tambahan atau membeli peralatan baru.
5. Lakukan Negosiasi dengan Pemasok
Negosiasi dengan pemasok juga dapat membantu perusahaan untuk mengendalikan biaya non produksi. Perusahaan dapat meminta diskon atau harga khusus jika membeli barang atau jasa secara massal.
Bagaimana Biaya Non Produksi Memengaruhi Penentuan Harga?
Biaya non produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk aktivitas yang tidak langsung terkait dengan produksi barang atau jasa yang ditawarkan. Biaya ini termasuk biaya administrasi, biaya pemasaran, biaya penelitian dan pengembangan, serta biaya manajemen. Dalam bisnis, penentuan harga sangat penting karena dapat mempengaruhi keuntungan perusahaan. Namun, bagaimana biaya non produksi memengaruhi penentuan harga? Apakah ada hubungan yang erat antara kedua hal tersebut? Mari kita bahas lebih lanjut.
Pengaruh Biaya Non Produksi Terhadap Penentuan Harga
Pertama-tama, biaya non produksi dapat memengaruhi penentuan harga melalui penghitungan biaya secara keseluruhan. Dalam menentukan harga jual suatu produk atau jasa, perusahaan harus memperhitungkan seluruh biaya yang dikeluarkan, baik biaya produksi maupun biaya non produksi. Jika biaya non produksi yang dikeluarkan meningkat, maka perusahaan mungkin akan menaikkan harga produk/jasa untuk tetap memperoleh keuntungan yang diinginkan. Sebaliknya, jika biaya non produksi dapat dikurangi, perusahaan mungkin akan memberikan harga yang lebih rendah untuk menarik minat konsumen.
Biaya non produksi juga dapat mempengaruhi penentuan harga melalui strategi pemasaran yang diterapkan. Perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk mengiklankan produk/jasa mereka, baik melalui media cetak maupun digital. Biaya ini dapat mempengaruhi harga jual karena perusahaan harus memperhitungkan biaya pemasaran yang telah dikeluarkan untuk menarik minat konsumen. Jika biaya pemasaran meningkat, maka perusahaan mungkin akan menaikkan harga produk/jasa untuk menutupi biaya tersebut.
Selain itu, biaya non produksi juga dapat memengaruhi penentuan harga melalui penentuan target pasar. Perusahaan harus mempertimbangkan biaya pemasaran yang dibutuhkan untuk menjangkau target pasar tertentu. Jika biaya pemasaran yang dibutuhkan untuk menjangkau target pasar tertentu terlalu tinggi, maka perusahaan mungkin akan menetapkan harga yang lebih tinggi untuk memperoleh keuntungan yang diinginkan. Hal ini juga berlaku sebaliknya, jika biaya pemasaran yang dibutuhkan rendah, perusahaan mungkin akan menawarkan harga yang lebih rendah untuk menarik konsumen dari target pasar tersebut.
Biaya Non Produksi dan Strategi Penentuan Harga
Biaya non produksi juga dapat mempengaruhi strategi penentuan harga yang diterapkan oleh perusahaan. Ada beberapa strategi penentuan harga yang dapat digunakan, antara lain:
- Penentuan Harga Berdasarkan Biaya (Cost-Based Pricing)
Strategi ini didasarkan pada penghitungan biaya produksi dan biaya non produksi, dan menambahkan markup untuk memperoleh keuntungan. Jika biaya non produksi yang dikeluarkan tinggi, maka markup yang ditambahkan juga tinggi, sehingga harga jual produk/jasa akan lebih tinggi.
- Penentuan Harga Berdasarkan Permintaan (Demand-Based Pricing)
Strategi ini didasarkan pada permintaan konsumen, di mana perusahaan menentukan harga jual produk/jasa berdasarkan seberapa banyak konsumen bersedia membayar. Biaya non produksi dapat memengaruhi penentuan harga ini karena perusahaan harus mempertimbangkan biaya pemasaran yang telah dikeluarkan untuk menarik minat konsumen.
- Penentuan Harga Berdasarkan Persaingan (Competition-Based Pricing)
Strategi ini didasarkan pada harga yang ditetapkan oleh pesaing. Perusahaan harus memperhitungkan biaya non produksi yang dikeluarkan oleh pesaing untuk menentukan harga yang kompetitif. Jika biaya non produksi yang dikeluarkan oleh pesaing tinggi, maka perusahaan mungkin akan menaikkan harga untuk tetap bersaing.
Implikasi dari Biaya Non Produksi Terhadap Penentuan Harga
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa biaya non produksi memengaruhi penentuan harga secara langsung maupun tidak langsung. Biaya non produksi yang tinggi dapat menyebabkan harga jual produk/jasa yang lebih tinggi, sedangkan biaya non produksi yang rendah dapat membantu perusahaan menawarkan harga yang lebih kompetitif.
Selain itu, penentuan harga yang tepat juga dapat membantu perusahaan dalam mengelola biaya non produksi. Dengan menetapkan harga yang sesuai dengan biaya yang dikeluarkan, perusahaan dapat memastikan bahwa biaya non produksi tidak melebihi pendapatan yang dihasilkan. Ini akan meminimalkan kerugian yang dapat ditimbulkan oleh biaya non produksi yang terlalu tinggi.
Contoh Anggaran Biaya Non Produksi
Anggaran biaya non produksi adalah sebuah dokumen yang memuat rencana pengeluaran untuk segala hal yang tidak terkait langsung dengan proses produksi suatu perusahaan. Hal ini meliputi biaya-biaya yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan, namun tidak berhubungan dengan produksi barang atau jasa yang ditawarkan. Contoh anggaran biaya non produksi dapat mencakup biaya administrasi, biaya penjualan, biaya riset dan pengembangan, serta biaya pengadaan aset tetap.
Dalam sebuah perusahaan, anggaran biaya non produksi sangat penting untuk diatur dan direncanakan dengan cermat. Hal ini dikarenakan anggaran biaya non produksi dapat berdampak langsung pada keberlangsungan operasional perusahaan dan mempengaruhi keuntungan yang akan diperoleh. Oleh karena itu, pengelolaan anggaran biaya non produksi harus dilakukan dengan teliti dan disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan.
Komponen Anggaran Biaya Non Produksi
Sebelum membuat anggaran biaya non produksi, ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa contoh komponen yang biasanya tercakup dalam anggaran biaya non produksi.
Biaya Administrasi: Meliputi biaya-biaya yang terkait dengan fungsi administratif seperti gaji karyawan administrasi, biaya sewa kantor, pemeliharaan dan perbaikan kantor, serta biaya utilitas seperti listrik, air, dan telepon.
Biaya Penjualan: Termasuk biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mempromosikan produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Contohnya adalah biaya iklan, komisi penjualan, dan biaya transportasi untuk menjual produk.
Biaya Riset dan Pengembangan: Biaya ini diperlukan untuk melakukan penelitian dan pengembangan produk atau jasa baru, serta untuk meningkatkan kualitas produk yang sudah ada.
Biaya Pengadaan Aset Tetap: Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli aset tetap seperti mesin, gedung, dan peralatan produksi. Biaya ini biasanya bersifat jangka panjang dan memerlukan investasi yang besar.
Langkah-langkah dalam Membuat Anggaran Biaya Non Produksi
Identifikasi Kebutuhan: Langkah pertama dalam membuat anggaran biaya non produksi adalah mengidentifikasi semua kegiatan operasional yang memerlukan pengeluaran. Biasanya, kegiatan ini terkait dengan mendukung proses produksi dan menjaga efisiensi operasional perusahaan.
Perkirakan Biaya: Setelah kebutuhan teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah memperkirakan biaya yang diperlukan untuk masing-masing kegiatan. Biaya ini harus dihitung secara realistis dan akurat, berdasarkan data dan informasi yang tersedia.
Buat Rencana Anggaran: Setelah biaya diperkirakan, langkah selanjutnya adalah membuat rencana anggaran yang terperinci dan terstruktur. Dalam rencana ini, harus tercantum semua biaya yang diperlukan untuk setiap kegiatan, serta sumber dana yang akan digunakan untuk membiayai kegiatan tersebut.
Evaluasi dan Perbaikan: Sebelum anggaran biaya non produksi final ditetapkan, penting untuk melakukan evaluasi terhadap rencana anggaran yang telah dibuat. Jika ada kekurangan atau ketidaksesuaian, maka perlu dilakukan perbaikan untuk memastikan anggaran yang dibuat realistis dan dapat dijalankan.
Finalisasi dan Implementasi: Setelah melalui proses evaluasi dan perbaikan, anggaran biaya non produksi dapat ditetapkan dan diimplementasikan. Selama proses implementasi, perlu dilakukan pemantauan dan pengawasan secara berkala untuk memastikan bahwa anggaran tetap sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
Manfaat Anggaran Biaya Non Produksi
Membuat anggaran biaya non produksi tidak hanya penting bagi keberlangsungan operasional perusahaan, tetapi juga memiliki manfaat lain yang dapat diperoleh. Berikut adalah beberapa manfaat yang dihasilkan dari anggaran biaya non produksi.
Pengendalian Biaya: Dengan adanya anggaran biaya non produksi, perusahaan dapat mengendalikan pengeluaran dan meminimalkan risiko kerugian yang disebabkan oleh biaya yang tidak terkontrol.
Pemantauan Kinerja: Anggaran biaya non produksi juga dapat digunakan untuk memantau kinerja keuangan perusahaan. Dengan membandingkan anggaran dengan realisasi pengeluaran, manajemen dapat mengetahui apakah perusahaan berada dalam kondisi yang sehat atau tidak.
Pengambilan Keputusan: Anggaran biaya non produksi yang terperinci dan terstruktur dapat membantu manajemen dalam mengambil keputusan yang lebih baik. Hal ini dikarenakan manajemen memiliki informasi yang jelas terkait dengan biaya yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan operasional.
Evaluasi Efisiensi: Dengan adanya anggaran biaya non produksi, manajemen dapat mengevaluasi efisiensi pengeluaran dalam kegiatan operasional perusahaan. Hal ini dapat membantu manajemen untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan atau penyesuaian dalam pengeluaran.
Kesimpulan
Biaya non produksi merupakan biaya yang tidak dapat dihindari oleh perusahaan dan berperan penting dalam pengelolaan keuangan. Dengan melakukan pengendalian yang efektif, perusahaan dapat meminimalkan pengeluaran yang tidak perlu dan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan perlu memperhatikan dan mengelola biaya non produksi dengan baik agar dapat tetap beroperasi secara efisien dan efektif.
Posting Komentar