Pengertian FEFO (First Expired First Out) : Proses , Contoh Penerapan, Kelebihan dan Kelemahan
Pengertian FEFO (First Expired First Out) dan Sejarah FEFO
Salah satu metode pengelolaan stok yang umum digunakan dalam bisnis adalah sistem First In, First Out (FIFO). Dengan metode ini, stok yang masuk pertama kali dianggap keluar terlebih dahulu, sehingga produk yang sudah ada lebih lama akan lebih cepat terjual. Namun, metode ini dapat menimbulkan masalah ketika produk yang sudah lama tersimpan mengalami kerusakan atau kadaluwarsa.
Untuk mengatasi masalah ini, dikembangkanlah sistem First Expired First Out (FEFO). Sistem ini memiliki prinsip yang sama dengan FIFO, namun yang menjadi prioritas adalah produk yang akan kadaluwarsa lebih dulu. Dengan demikian, produk yang sudah mendekati tanggal kadaluwarsa akan lebih cepat terjual, sehingga risiko kerugian dapat diminimalisir.
Pengertian FEFO
FEFO adalah metode pengelolaan stok yang mengutamakan produk yang akan kadaluwarsa lebih dulu untuk dijual. Dengan kata lain, produk yang sudah mendekati tanggal kadaluwarsa akan dikeluarkan dari stok terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas dan kesegaran produk, serta menghindari kerugian yang dapat terjadi jika produk tersebut tidak terjual dalam waktu yang ditentukan.
Sejarah FEFO
FEFO pertama kali diperkenalkan oleh Joseph Orlicky pada tahun 1958 dalam bukunya yang berjudul "Material Requirement Planning". Dalam buku tersebut, Orlicky memperkenalkan konsep pengelolaan stok yang disebut dengan "Expiration Date Control". Konsep ini kemudian menjadi dasar untuk pengembangan FEFO yang digunakan hingga saat ini.
Pada awalnya, FEFO hanya digunakan untuk pengelolaan stok produk-produk yang memiliki tanggal kadaluwarsa, seperti makanan dan obat-obatan. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan akan pengelolaan stok yang lebih efektif, FEFO juga mulai diterapkan dalam pengelolaan stok produk-produk lain yang memiliki masa kedaluwarsa, seperti kosmetik, bahan kimia, dan lain-lain.
Kelebihan dan Kelemahan FEFO
Seperti halnya metode pengelolaan stok lainnya, FEFO juga memiliki kelebihan dan kelemahan yang perlu diperhatikan sebelum diterapkan dalam bisnis. Berikut adalah beberapa kelebihan dan kelemahan FEFO.
Kelebihan FEFO:
- Menghindari kerugian akibat produk kadaluwarsa
Dengan menerapkan FEFO, risiko kerugian akibat produk yang sudah kadaluwarsa dapat diminimalisir. Karena produk yang sudah mendekati tanggal kadaluwarsa akan lebih cepat terjual, sehingga risiko kerugian dapat dikurangi.
- Menjaga kualitas produk
Dengan sistem FEFO, produk yang sudah lebih lama tersimpan akan lebih cepat terjual, sehingga kualitasnya tetap terjaga. Hal ini sangat penting terutama untuk produk yang mudah rusak atau memerlukan kondisi penyimpanan yang tertentu.
- Mengurangi biaya penyimpanan
Dengan menerapkan FEFO, produk yang sudah mendekati tanggal kadaluwarsa akan lebih cepat terjual, sehingga biaya penyimpanan dapat dikurangi. Selain itu, risiko kelebihan stok yang dapat menyebabkan biaya penyimpanan yang lebih tinggi juga dapat diminimalisir.
Kelemahan FEFO:
- Keuntungan lebih rendah
Dalam beberapa kasus, penggunaan FEFO dapat menyebabkan keuntungan yang lebih rendah dibandingkan dengan metode pengelolaan stok lainnya. Hal ini dikarenakan produk yang lebih lama tersimpan akan lebih cepat terjual, sehingga harga jualnya juga lebih rendah.
- Kompleksitas dalam pengelolaan stok
FEFO memerlukan pengelolaan stok yang lebih ketat dan cermat, karena harus memperhatikan tanggal kadaluwarsa setiap produk yang masuk dan keluar dari stok. Hal ini dapat menyebabkan kompleksitas dan kesulitan dalam pengelolaan stok, terutama jika bisnis memiliki banyak jenis produk dengan tanggal kadaluwarsa yang berbeda-beda.
- Resiko kekurangan stok
Jika tidak dilakukan dengan hati-hati, penggunaan FEFO dapat menyebabkan kekurangan stok pada produk yang memiliki permintaan yang tinggi. Hal ini dapat berdampak pada kehilangan pelanggan dan kehilangan keuntungan bagi bisnis.
Proses dan Langkah-Langkah Penerapan FEFO
Penerapan FEFO dalam industri membutuhkan proses dan langkah-langkah yang jelas agar dapat dijalankan dengan efektif. Berikut adalah proses dan langkah-langkah penerapan FEFO yang dapat diikuti oleh perusahaan:
- Identifikasi Produk dengan Tanggal Kedaluwarsa
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi semua produk yang dimiliki oleh perusahaan dan menandai tanggal kedaluwarsa pada setiap produk. Identifikasi ini dapat dilakukan dengan mencantumkan tanggal kedaluwarsa pada kemasan produk atau menggunakan sistem barcode yang dapat memudahkan dalam pelacakan tanggal kedaluwarsa.
- Pemisahan Produk dengan Tanggal Kedaluwarsa yang Berbeda
Setelah semua produk diidentifikasi dan ditandai dengan tanggal kedaluwarsa, langkah selanjutnya adalah memisahkan produk berdasarkan tanggal kedaluwarsa yang berbeda. Produk dengan tanggal kedaluwarsa yang paling dekat harus dipisahkan dan ditempatkan di depan, sedangkan produk dengan tanggal kedaluwarsa yang lebih lama dapat ditempatkan di bagian belakang.
- Pelabelan Rak dan Lemari Penyimpanan
Untuk memudahkan dalam memisahkan produk berdasarkan tanggal kedaluwarsa, perusahaan dapat melabeli rak atau lemari penyimpanan dengan tanggal kedaluwarsa yang berbeda. Hal ini akan membantu dalam menempatkan produk dengan tanggal kedaluwarsa yang paling dekat di bagian depan rak atau lemari penyimpanan, sehingga dapat memudahkan dalam pengambilan produk.
- Penerapan Metode Rotasi Stok
Metode rotasi stok merupakan salah satu langkah penting dalam penerapan FEFO. Perusahaan harus memastikan bahwa produk dengan tanggal kedaluwarsa yang paling dekat selalu ditempatkan di depan dan digunakan terlebih dahulu. Dengan demikian, produk dengan tanggal kedaluwarsa yang lebih lama akan tetap tersimpan dan tidak terpengaruh oleh proses rotasi stok.
- Monitoring dan Pengendalian Stok
Langkah terakhir yang harus dilakukan adalah monitoring dan pengendalian stok. Perusahaan harus memastikan bahwa produk dengan tanggal kedaluwarsa yang paling dekat digunakan terlebih dahulu dan tidak ada produk yang terlewat sebagai akibat dari rotasi stok yang tidak efektif. Monitoring stok juga dapat membantu perusahaan dalam memprediksi permintaan pasar dan melakukan pengadaan stok yang tepat waktu.
Contoh Penerapan FEFO dalam Industri Makanan dan Farmasi
Penerapan FEFO telah banyak diterapkan di berbagai industri, terutama di industri makanan dan farmasi. Sebagai contoh, sebuah perusahaan makanan memproduksi kue dengan tanggal kedaluwarsa 1 minggu setelah produksi. Dengan menerapkan FEFO, perusahaan harus memastikan bahwa kue dengan tanggal kedaluwarsa paling dekat selalu ditempatkan di depan dan dijual terlebih dahulu, sehingga dapat menghindari kue yang kedaluwarsa dan pemborosan stok.
Di sisi lain, dalam industri farmasi, penerapan FEFO sangat penting untuk menjaga kualitas dan keamanan obat yang dikonsumsi oleh masyarakat. Sebuah apotek harus memastikan bahwa obat-obatan dengan tanggal kedaluwarsa yang paling dekat selalu digunakan terlebih dahulu dan tidak tersimpan terlalu lama di rak, sehingga dapat meminimalkan risiko terhadap kesehatan konsumen.
Peran Teknologi dalam Mendukung Penerapan FEFO
Peran teknologi sangat penting dalam mendukung penerapan FEFO dalam industri. Dengan adanya sistem barcode, perusahaan dapat dengan mudah mengidentifikasi dan memisahkan produk berdasarkan tanggal kedaluwarsa yang berbeda. Selain itu, sistem inventory management yang terintegrasi dengan FEFO juga dapat membantu perusahaan dalam monitoring dan pengendalian stok secara efektif.
Selain itu, teknologi juga dapat digunakan untuk memudahkan pelabelan rak atau lemari penyimpanan dengan tanggal kedaluwarsa yang berbeda. Dengan menggunakan printer label yang terhubung dengan sistem inventory management, perusahaan dapat dengan mudah mencetak label dengan tanggal kedaluwarsa yang sesuai dan menempelkannya di rak atau lemari penyimpanan.
Perbedaan FIFO dan FEFO
FIFO dan FEFO adalah dua metode yang biasa digunakan dalam manajemen persediaan. Kedua metode ini digunakan untuk mengatur urutan penjualan barang yang ada di gudang atau toko. FIFO adalah singkatan dari First In First Out, sedangkan FEFO adalah singkatan dari First Expired First Out. Meskipun keduanya merupakan strategi yang sama-sama bertujuan untuk mengelola persediaan, namun terdapat perbedaan signifikan antara FIFO dan FEFO. Artikel ini akan membahas secara mendetail mengenai perbedaan antara kedua metode tersebut.
FIFO (First In First Out)
Seperti namanya, metode FIFO mengacu pada urutan barang yang pertama masuk ke gudang atau toko akan menjadi barang yang pertama keluar dari gudang atau toko tersebut. Dengan kata lain, barang yang masuk terlebih dahulu akan dijual terlebih dahulu. Metode ini sering digunakan pada barang-barang yang tidak mudah rusak atau tidak memiliki tanggal kedaluwarsa, seperti peralatan elektronik, pakaian, atau aksesoris.
Contohnya, sebuah toko pakaian memiliki 100 buah baju yang terdiri dari 50 baju model A dan 50 baju model B. Jika toko tersebut menerapkan metode FIFO, maka baju model A yang pertama kali masuk ke gudang akan dijual terlebih dahulu. Ketika stok baju model A telah habis, baru kemudian baju model B yang akan dijual.
Keuntungan dari metode FIFO adalah dapat mencegah adanya penumpukan barang lama di gudang dan memastikan rotasi barang yang baik. Selain itu, metode ini juga lebih sederhana dan mudah dilakukan karena tidak membutuhkan pemantauan yang terlalu ketat terhadap tanggal kedaluwarsa atau usia barang.
Namun, metode FIFO juga memiliki kelemahan. Metode ini tidak cocok digunakan pada barang-barang yang memiliki tanggal kedaluwarsa, seperti makanan dan obat-obatan. Selain itu, metode ini juga dapat menyebabkan kerugian finansial jika barang yang pertama masuk ke gudang adalah barang yang memiliki harga lebih tinggi daripada barang yang masuk setelahnya.
FEFO (First Expired First Out)
Berbeda dengan FIFO, FEFO mengutamakan barang yang telah mendekati tanggal kedaluwarsa untuk dijual terlebih dahulu. Metode ini sangat cocok digunakan pada barang-barang yang memiliki tanggal kedaluwarsa, seperti makanan dan obat-obatan. Dengan menerapkan metode ini, toko atau gudang dapat meminimalkan kerugian karena barang yang sudah kadaluarsa tidak akan terjual.
Contohnya, sebuah toko obat memiliki 50 botol obat dengan tanggal kedaluwarsa yang berbeda. Jika toko tersebut menerapkan metode FEFO, maka obat-obat yang mendekati tanggal kedaluwarsa akan dijual terlebih dahulu. Dengan begitu, toko dapat memastikan bahwa obat-obat tersebut tidak terbuang percuma dan mendapatkan keuntungan yang lebih baik.
Keuntungan dari metode FEFO adalah dapat menghindari kerugian karena barang kadaluarsa, menjaga kualitas produk yang dijual, dan meminimalkan risiko kesehatan bagi konsumen. Namun, metode ini juga memiliki kelemahan yaitu membutuhkan pemantauan yang lebih ketat terhadap tanggal kedaluwarsa barang dan membutuhkan sistem yang canggih untuk melacak tanggal kedaluwarsa setiap barang.
Apa Tantangan dalam Implementasi Metode FEFO?
Pada zaman yang serba cepat seperti sekarang ini, pengelolaan inventaris menjadi hal yang sangat penting bagi setiap perusahaan. Hal ini dikarenakan keberhasilan sebuah bisnis sangat bergantung pada efisiensi dalam pengelolaan inventaris. Salah satu metode yang umum digunakan dalam pengelolaan inventaris adalah metode FEFO (First Expired, First Out). Metode ini bertujuan untuk mengurangi resiko kerugian yang diakibatkan oleh expired atau kadaluarsa dari produk yang disimpan. Namun, seperti halnya metode lainnya, metode FEFO juga memiliki tantangan-tantangan tersendiri dalam implementasinya. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih detail mengenai apa saja tantangan yang dihadapi dalam penerapan metode FEFO.
- Kesulitan dalam mengidentifikasi produk yang akan kadaluarsa
Salah satu tantangan terbesar dalam implementasi metode FEFO adalah kesulitan dalam mengidentifikasi produk yang akan kadaluarsa. Hal ini dikarenakan produk-produk memiliki masa kadaluarsa yang berbeda-beda, tergantung pada jenisnya. Selain itu, produk yang sama juga dapat memiliki masa kadaluarsa yang berbeda jika berasal dari batch yang berbeda. Dengan demikian, pengelola inventaris harus sangat teliti dalam mengidentifikasi produk yang akan kadaluarsa dan memastikan bahwa produk tersebut tidak dicampur dengan produk yang masih memiliki masa kadaluarsa yang panjang.
- Membutuhkan sistem informasi yang canggih
Penerapan metode FEFO membutuhkan sistem informasi yang canggih untuk dapat berjalan dengan efektif. Hal ini dikarenakan metode ini memerlukan pencatatan yang akurat mengenai tanggal kedaluwarsa dari setiap produk yang tersimpan dalam inventaris. Tanpa sistem informasi yang canggih, pengelola inventaris akan kesulitan untuk memantau dan memperbarui informasi mengenai tanggal kedaluwarsa produk secara teratur. Akibatnya, dapat menyebabkan kebingungan dan kesalahan dalam pengelolaan inventaris.
- Memerlukan ketersediaan produk yang lebih banyak
Salah satu prinsip utama dari metode FEFO adalah produk yang kadaluarsa harus dijual atau digunakan lebih dahulu sebelum produk yang masih memiliki masa kadaluarsa yang panjang. Hal ini berarti, perusahaan harus memerlukan ketersediaan produk yang lebih banyak untuk memenuhi permintaan dari pelanggan. Jika persediaan produk tidak mencukupi, maka perusahaan harus mengambil keputusan apakah akan menggunakan produk yang telah kadaluarsa atau menolak pesanan dari pelanggan. Kedua pilihan tersebut dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan.
- Pengelolaan inventaris yang kompleks
Penerapan metode FEFO juga dapat menyebabkan pengelolaan inventaris yang lebih kompleks dan memerlukan waktu yang lebih banyak. Hal ini dikarenakan setiap produk harus dicatat tanggal kedaluwarsanya dan ditempatkan pada rak yang tepat berdasarkan urutan tanggal kedaluwarsa. Jika pengelola inventaris tidak cermat, maka dapat menyebabkan produk yang masih memiliki masa kadaluarsa yang panjang menjadi terjual lebih dahulu dibandingkan produk yang akan kadaluarsa lebih cepat. Akibatnya, perusahaan akan mengalami kerugian yang dapat dihindari.
- Perlu adanya pelatihan dan pemahaman yang baik
Agar metode FEFO dapat diterapkan dengan efektif, maka seluruh karyawan yang terlibat dalam pengelolaan inventaris harus memahami dan terlatih dalam penerapan metode ini. Mereka harus mengetahui prinsip dan prosedur yang harus dilakukan dalam mengelola inventaris dengan metode FEFO. Tanpa pemahaman dan pelatihan yang baik, dapat menyebabkan kesalahan yang berakibat pada kerugian bagi perusahaan.
- Biaya yang lebih tinggi
Metode FEFO juga memerlukan biaya yang lebih tinggi dalam operasionalnya. Hal ini dikarenakan penerapan metode ini membutuhkan sistem informasi yang canggih, pengelolaan inventaris yang lebih kompleks, dan ketersediaan produk yang lebih banyak. Selain itu, pelatihan dan pemahaman yang baik juga dapat menghabiskan biaya yang signifikan. Namun, biaya yang dikeluarkan dapat dianggap sebagai investasi yang menguntungkan dalam jangka panjang mengingat metode FEFO dapat membantu mengurangi kerugian akibat produk yang kadaluarsa.
Posting Komentar