Safety Stock: Pengertian dan Pentingnya dalam Usaha Dagang
Pengenalan tentang apa itu "Safety Stock"
"Safety Stock" atau stok keamanan adalah istilah yang sering digunakan dalam manajemen persediaan atau supply chain management. Ini merupakan jumlah persediaan tambahan yang disimpan oleh perusahaan untuk mengantisipasi adanya fluktuasi permintaan yang tidak terduga atau keterlambatan dalam pasokan bahan baku. Tujuan utama dari "Safety Stock" adalah untuk meminimalkan risiko ketika terjadi ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan.
Konsep "Safety Stock" sangat penting dalam manajemen persediaan karena dapat membantu perusahaan menghindari kerugian yang disebabkan oleh ketidakstabilan pasar atau pasokan. Dengan adanya "Safety Stock", perusahaan dapat tetap memenuhi permintaan pelanggan yang tiba-tiba meningkat atau mengatasi masalah pasokan yang tidak terduga.
Mengapa "Safety Stock" Penting?
Safety stock atau stok pengaman adalah persediaan tambahan yang dijaga oleh perusahaan untuk mengantisipasi fluktuasi permintaan atau pasokan yang tidak terduga. Dalam pengelolaan persediaan, stok pengaman ini berperan sebagai cadangan dan digunakan sebagai langkah pencegahan untuk menghindari kekurangan stok yang dapat menyebabkan gangguan dalam produksi atau penjualan.
Ada beberapa alasan mengapa stok pengaman sangat penting dalam manajemen persediaan. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendetail dan jelas mengenai pentingnya stok pengaman dan dampaknya terhadap keberlangsungan bisnis.
1. Menghindari Kekurangan Stok
Salah satu alasan utama mengapa stok pengaman sangat penting adalah untuk menghindari kekurangan stok. Dengan memiliki persediaan tambahan yang dijaga, perusahaan dapat memastikan bahwa mereka memiliki cukup barang untuk memenuhi permintaan pelanggan. Kekurangan stok dapat menyebabkan pelanggan kecewa dan bahkan pergi ke pesaing yang menawarkan produk yang sama. Selain itu, dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan dan reputasi perusahaan.
2. Menjaga Ketersediaan Produk
Salah satu kunci kesuksesan dalam bisnis adalah menjaga ketersediaan produk yang konsisten. Dengan memiliki stok pengaman, perusahaan dapat memastikan bahwa produk selalu tersedia untuk dijual. Dalam situasi di mana pasokan dari pemasok terganggu, stok pengaman dapat digunakan untuk memenuhi permintaan pelanggan. Hal ini akan membantu perusahaan untuk tetap beroperasi dan tidak kehilangan pendapatan.
3. Mengurangi Risiko Kehilangan Pelanggan
Ketika pelanggan tidak dapat memperoleh produk yang mereka inginkan, mereka cenderung akan mencari alternatif dari pesaing. Dengan memiliki stok pengaman, perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan dan menghindari kehilangan pelanggan yang berharga. Kehilangan pelanggan dapat berdampak negatif pada pendapatan dan pertumbuhan bisnis, sehingga menjaga pelanggan tetap puas dan setia adalah hal yang sangat penting.
4. Mengurangi Risiko Produksi
Ketika perusahaan tidak memiliki stok pengaman, mereka akan terpaksa memproduksi secara terus-menerus untuk memenuhi permintaan pelanggan. Hal ini dapat meningkatkan risiko produksi seperti kelelahan dan kecelakaan kerja yang dapat mengganggu produktivitas dan efisiensi. Dengan adanya stok pengaman, perusahaan dapat mengurangi risiko produksi yang berlebihan dan memastikan bahwa produksi berjalan secara lancar dan efisien.
5. Mengurangi Biaya
Meskipun stok pengaman merupakan biaya tambahan bagi perusahaan, namun jika dielola dengan baik, stok pengaman dapat membantu mengurangi biaya yang lebih besar. Kekurangan stok dapat menyebabkan biaya tambahan seperti biaya pengiriman express dan biaya kehilangan pelanggan. Dengan memiliki stok pengaman, perusahaan dapat menghindari biaya-biaya tersebut dan menjaga kestabilan keuangan perusahaan.
6. Mengantisipasi Perubahan Permintaan
Tidak selalu mudah untuk memprediksi permintaan pelanggan di pasar yang selalu berubah. Dengan adanya stok pengaman, perusahaan dapat bersiap untuk menghadapi fluktuasi permintaan dan memenuhi kebutuhan pelanggan yang tidak terduga. Dengan demikian, stok pengaman memberikan fleksibilitas bagi perusahaan dan membantu mereka untuk tetap beradaptasi dengan perubahan pasar.
7. Menjamin Kualitas Produk
Salah satu faktor penting bagi pelanggan adalah kualitas produk yang mereka beli. Dengan memiliki stok pengaman, perusahaan dapat memeriksa kualitas produk sebelum dijual kepada pelanggan. Jika ada produk yang tidak memenuhi standar kualitas, perusahaan dapat menggantinya dengan stok pengaman yang lain. Hal ini akan membantu perusahaan untuk menjaga reputasi dan kepercayaan pelanggan
Fungsi dan Manfaat "Safety Stock"
- Mengurangi Risiko Kehabisan Persediaan
Salah satu manfaat terbesar dari "Safety Stock" adalah dapat mengurangi risiko kehabisan persediaan. Jika perusahaan hanya mengandalkan persediaan yang tepat untuk memenuhi permintaan pelanggan, maka mereka berisiko kehabisan stok saat terjadi fluktuasi permintaan atau keterlambatan pasokan. Dengan adanya "Safety Stock", perusahaan dapat memastikan bahwa mereka memiliki persediaan cadangan yang cukup untuk menjaga kelancaran operasional.
- Menjaga Kepuasan Pelanggan
Dengan adanya "Safety Stock", perusahaan dapat tetap memenuhi permintaan pelanggan tanpa harus menunda pengiriman atau memberikan produk yang tidak lengkap. Ini dapat meningkatkan tingkat kepuasan pelanggan dan mempertahankan loyalitas mereka terhadap merek perusahaan.
- Mengurangi Biaya Keterlambatan
Keterlambatan dalam pasokan bahan baku dapat menyebabkan penundaan dalam produksi dan pengiriman produk. Hal ini dapat berdampak negatif pada biaya produksi dan biaya pengiriman, yang pada akhirnya akan memengaruhi keuntungan perusahaan. Dengan adanya "Safety Stock", perusahaan dapat menghindari biaya keterlambatan yang tidak terduga dan menghindari kerugian yang lebih besar.
- Mengoptimalkan Proses Produksi
Dengan adanya "Safety Stock", perusahaan dapat mengoptimalkan proses produksi mereka. Hal ini karena mereka tidak perlu menunda produksi saat terjadi fluktuasi permintaan atau keterlambatan pasokan. Dengan persediaan cadangan yang cukup, perusahaan dapat terus memproduksi secara efisien dan menghindari terjadinya downtime yang berdampak pada biaya produksi.
- Mengurangi Biaya Persediaan
Meskipun "Safety Stock" merupakan persediaan tambahan, namun sebenarnya dapat membantu perusahaan untuk mengurangi biaya persediaan secara keseluruhan. Dengan memiliki "Safety Stock" yang tepat, perusahaan dapat menghindari biaya kekurangan persediaan dan biaya keterlambatan. Selain itu, dengan menggunakan analisis yang tepat, perusahaan dapat menentukan jumlah "Safety Stock" yang optimal sehingga tidak ada persediaan yang terlalu banyak dan tidak perlu.
Kalkulasi "Safety Stock"
Kalkulasi "Safety Stock" adalah salah satu metode yang digunakan dalam perencanaan persediaan yang bertujuan untuk meminimalkan risiko terjadinya kekurangan persediaan barang. Kalkulasi "Safety Stock" dapat membantu perusahaan dalam menghindari biaya yang tidak diinginkan akibat terhentinya proses produksi atau penjualan karena ketersediaan barang yang tidak mencukupi.
Perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, distribusi, dan ritel dapat mengalami risiko kekurangan persediaan barang yang dapat mengganggu kelancaran operasional bisnis. Kondisi ini dapat terjadi karena berbagai faktor, seperti kesalahan perhitungan permintaan pasar, keterlambatan pemesanan bahan baku, atau adanya gangguan dalam proses produksi. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan kalkulasi "Safety Stock" untuk mengantisipasi risiko tersebut.
Kalkulasi "Safety Stock" dilakukan berdasarkan perhitungan matematis yang mempertimbangkan faktor-faktor risiko yang dapat mempengaruhi ketersediaan barang. Dengan demikian, perusahaan dapat menentukan jumlah persediaan tambahan yang diperlukan untuk mengatasi risiko tersebut.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kalkulasi "Safety Stock"
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kalkulasi "Safety Stock" yang harus diperhatikan oleh perusahaan, di antaranya adalah:
- Tingkat Permintaan Pasar
Permintaan pasar merupakan faktor utama yang mempengaruhi ketersediaan barang. Jika permintaan pasar meningkat secara tiba-tiba, perusahaan harus menyiapkan persediaan tambahan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Jumlah persediaan tambahan ini harus mencukupi untuk memenuhi permintaan pasar dalam jangka waktu tertentu.
- Tingkat Variasi Permintaan
Tingkat variasi permintaan yang tinggi dapat menyulitkan perusahaan dalam melakukan perhitungan persediaan. Hal ini dapat disebabkan oleh fluktuasi musiman atau tren pasar yang tidak dapat diprediksi. Oleh karena itu, perusahaan harus menyiapkan persediaan tambahan sebagai cadangan untuk mengatasi tingkat variasi permintaan yang tinggi.
- Tingkat Ketersediaan Barang
Ketersediaan barang di pasar juga mempengaruhi kalkulasi "Safety Stock". Jika barang yang dibutuhkan sulit ditemukan di pasar, perusahaan harus menyiapkan persediaan tambahan untuk menghindari kekurangan barang yang dapat berdampak pada kualitas produk dan kepuasan pelanggan.
- Tingkat Ketersediaan Bahan Baku
Ketersediaan bahan baku juga menjadi faktor yang harus diperhatikan dalam kalkulasi "Safety Stock". Jika bahan baku yang dibutuhkan sulit ditemukan, perusahaan harus menyiapkan persediaan tambahan untuk menghindari terhentinya proses produksi.
- Tingkat Ketepatan Peramalan
Perusahaan harus melakukan peramalan yang akurat untuk menentukan jumlah persediaan tambahan yang diperlukan. Jika peramalan tidak tepat, perusahaan dapat mengalami kelebihan persediaan yang dapat menyebabkan biaya penyimpanan yang tidak perlu.
Cara Menghitung "Safety Stock"
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung "Safety Stock", di antaranya adalah:
- Metode R-Safety Stock
Metode ini menggunakan rumus matematis yang memperhitungkan rata-rata bahan baku yang dibutuhkan dan standar deviasi permintaan pasar. Rumusnya adalah sebagai berikut:
R-Safety Stock = Rata-rata permintaan * Standar Deviasi
- Metode T-Safety Stock
Metode ini mengambil persentase tertentu dari jumlah pemesanan bahan baku sebagai "Safety Stock". Persentase yang digunakan dapat berbeda-beda tergantung pada risiko yang ingin dihindari oleh perusahaan.
- Metode Q-Safety Stock
Metode ini mengambil persentase tertentu dari jumlah pemesanan bahan baku yang juga memperhitungkan lead time, yaitu waktu yang dibutuhkan dari pemesanan hingga barang siap digunakan.
Tata Cara Menggunakan "Safety Stock" dalam Perencanaan Persediaan
Perusahaan harus melakukan kalkulasi "Safety Stock" secara periodik untuk mengetahui apakah persediaan yang dimiliki sudah mencukupi atau perlu ditambah. Penggunaan "Safety Stock" dalam perencanaan persediaan dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Tentukan Metode yang Digunakan
Pilih metode yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan. Perusahaan dapat menggunakan lebih dari satu metode untuk memperoleh hasil yang lebih akurat.
- Lakukan Kalkulasi "Safety Stock"
Gunakan rumus yang sesuai dengan metode yang dipilih untuk menghitung jumlah "Safety Stock" yang dibutuhkan.
- Perkirakan Risiko
Perusahaan harus memperkirakan risiko yang dapat terjadi dan memperhitungkan faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan barang.
- Tentukan Jumlah Persediaan Tambahan
Dengan memperhatikan risiko dan kalkulasi "Safety Stock", perusahaan dapat menentukan jumlah persediaan tambahan yang dibutuhkan.
- Lakukan Pengadaan Barang Tambahan
Setelah menentukan jumlah persediaan tambahan yang dibutuhkan, perusahaan dapat melakukan pengadaan barang tambahan untuk memenuhi kebutuhan persediaan.
Untuk menghitung jumlah "Safety Stock" yang tepat, perusahaan harus mempertimbangkan beberapa faktor seperti fluktuasi permintaan, keterlambatan pasokan, dan tingkat layanan yang diinginkan. Berikut adalah rumus sederhana yang dapat digunakan untuk menghitung "Safety Stock" per produk:
Safety Stock = (Rata-rata Permintaan Periode Waktu x Waktu Keterlambatan) - Stok Rata-rata
Jadi, jika perusahaan memiliki rata-rata permintaan 100 unit per minggu, waktu keterlambatan pasokan adalah 2 minggu, dan stok rata-rata 200 unit, maka "Safety Stock" yang dibutuhkan adalah sebesar 100 unit.
Namun, ada juga metode lain yang dapat digunakan untuk menghitung "Safety Stock" seperti metode statistik dan simulasi Monte Carlo. Perusahaan dapat memilih metode yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka.
Teknik Mengelola "Safety Stock"
Selain menghitung "Safety Stock" yang tepat, manajemen persediaan yang efektif juga harus memperhatikan teknik pengelolaan "Safety Stock" yang tepat. Berikut adalah beberapa teknik yang dapat digunakan untuk mengelola "Safety Stock":
- Buffer Stock
Buffer stock adalah teknik yang paling umum digunakan untuk mengelola "Safety Stock". Dalam teknik ini, perusahaan menyimpan persediaan tambahan yang dapat digunakan untuk menyamakan permintaan dengan pasokan yang tidak seimbang. Buffer stock sering digunakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang tidak terduga.
- Antisipasi Permintaan
Teknik ini digunakan untuk mengantisipasi fluktuasi permintaan di masa depan berdasarkan tren dan pola permintaan di masa lalu. Dengan memahami pola permintaan, perusahaan dapat memprediksi kebutuhan "Safety Stock" yang tepat untuk menghindari risiko kekurangan persediaan.
- Pengelolaan Rantai Pasok
Pengelolaan rantai pasok yang baik dapat membantu perusahaan untuk mengelola "Safety Stock" secara efektif. Dengan berkomunikasi secara efisien dengan pemasok dan pelanggan, perusahaan dapat meminimalkan risiko keterlambatan pasokan dan meningkatkan waktu pengiriman produk.
- Sistem Informasi Manajemen Persediaan (SIM)
Penggunaan sistem informasi manajemen persediaan yang baik dapat membantu perusahaan untuk mengelola "Safety Stock" dengan lebih efisien. Dengan sistem yang terintegrasi, perusahaan dapat melacak persediaan secara real-time dan membuat keputusan yang lebih baik tentang manajemen persediaan.
Implementasi "Safety Stock" di Berbagai Industri
"Safety stock" atau stok keselamatan merupakan persediaan tambahan yang dimiliki oleh sebuah perusahaan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya ketidakseimbangan antara permintaan pelanggan dan pasokan barang. Persediaan tambahan ini berfungsi sebagai cadangan untuk memastikan kelancaran proses produksi dan memenuhi permintaan pelanggan yang tiba-tiba meningkat.
Dalam dunia industri, implementasi "safety stock" telah menjadi praktik umum untuk meminimalkan risiko kerugian akibat ketidakseimbangan antara permintaan dan pasokan. Berbagai industri, seperti manufaktur, distribusi, dan layanan, telah menerapkan konsep "safety stock" dengan berbagai metode dan strategi yang disesuaikan dengan kebutuhan bisnis mereka.
Manufaktur
Industri manufaktur adalah salah satu industri yang paling sering menggunakan konsep "safety stock". Hal ini dikarenakan proses produksi yang kompleks dan melibatkan berbagai tahapan yang membutuhkan waktu yang cukup lama. Dalam industri ini, stok keselamatan digunakan sebagai jaminan bahwa produk-produk yang diproduksi akan tetap tersedia meskipun terjadi gangguan atau keterlambatan dalam proses produksi.
Untuk mengimplementasikan "safety stock", perusahaan manufaktur harus memperhatikan beberapa faktor, seperti tingkat permintaan pelanggan, waktu antar pesanan, dan waktu produksi. Semakin tinggi permintaan pelanggan, semakin besar "safety stock" yang harus disiapkan. Begitu pula dengan waktu antar pesanan dan waktu produksi yang lebih lama, diperlukan "safety stock" yang lebih besar untuk menghindari kekurangan stok.
Distribusi
Industri distribusi juga merupakan salah satu industri yang membutuhkan "safety stock" untuk memastikan kelancaran proses distribusi dan memenuhi permintaan pelanggan yang tidak terduga. Dalam industri ini, stok keselamatan biasanya berupa barang-barang yang telah dikirimkan ke pusat distribusi atau gudang yang berada di dekat lokasi pelanggan.
Implementasi "safety stock" di industri distribusi dapat dilakukan dengan memperhitungkan faktor-faktor seperti tingkat permintaan pelanggan, jarak antar lokasi distribusi, dan waktu pengiriman barang. Semakin tinggi tingkat permintaan pelanggan, semakin besar "safety stock" yang harus disiapkan di lokasi distribusi yang dekat dengan pelanggan. Jarak antar lokasi distribusi juga perlu dipertimbangkan untuk memastikan barang dapat dikirimkan tepat waktu, tanpa menyebabkan kekurangan stok di lokasi lain.
Layanan
Saat ini, industri layanan juga tidak dapat lepas dari konsep "safety stock" untuk memastikan kelancaran operasional dan kepuasan pelanggan. Contohnya adalah industri jasa penerbangan yang menggunakan stok keselamatan untuk mengantisipasi adanya gangguan penerbangan seperti cuaca buruk atau masalah teknis yang dapat menyebabkan keterlambatan atau pembatalan penerbangan.
Untuk mengimplementasikan "safety stock" di industri layanan, perusahaan harus mempertimbangkan beberapa faktor seperti tingkat permintaan pelanggan, waktu operasional, dan tingkat ketersediaan sumber daya. Semakin tinggi tingkat permintaan pelanggan, semakin besar "safety stock" yang harus disiapkan untuk menjaga layanan tetap berjalan lancar. Waktu operasional juga harus dipertimbangkan untuk menghindari kekurangan sumber daya saat jam sibuk atau waktu-waktu tertentu.
Keuntungan dari Implementasi "Safety Stock"
Dengan mengimplementasikan konsep "safety stock", perusahaan dapat meminimalkan risiko kekurangan stok yang dapat menyebabkan penundaan proses produksi atau distribusi, kehilangan pelanggan, dan kerugian finansial. Selain itu, "safety stock" juga dapat memperkuat hubungan dengan pelanggan karena dapat memenuhi permintaan pelanggan yang tiba-tiba meningkat.
Tantangan dalam Implementasi "Safety Stock"
Meskipun memiliki banyak manfaat, implementasi "safety stock" juga tidak lepas dari tantangan. Salah satu tantangan utamanya adalah pengendalian biaya. Persediaan tambahan ini membutuhkan biaya untuk penyimpanan dan pengelolaan, sehingga perusahaan harus memperhitungkan biaya yang terkait dengan persediaan tambahan ini dan memastikan tetap efisien.
Selain itu, perusahaan juga perlu memperhatikan risiko pembengkakan stok jika "safety stock" yang disiapkan terlalu besar. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya penumpukan persediaan yang tidak efisien dan mengakibatkan biaya yang tidak perlu.
Tantangan dan Solusi dalam Menggunakan "Safety Stock"
Sistem persediaan yang efisien dan terorganisir merupakan hal yang sangat penting dalam manajemen rantai pasokan. Salah satu konsep yang digunakan untuk mengelola persediaan adalah "safety stock" atau persediaan cadangan. Safety stock adalah persediaan yang disimpan di luar persediaan normal untuk menghindari kekurangan persediaan saat permintaan tiba-tiba meningkat atau saat terjadi keterlambatan dalam pengiriman.
Meskipun pentingnya safety stock sudah terbukti, namun penggunaannya tidak selalu berjalan mulus. Ada beberapa tantangan dan juga solusi yang harus dipertimbangkan saat menggunakan safety stock dalam manajemen persediaan.
Tantangan dalam Menggunakan "Safety Stock"
- Biaya Ekstra
Salah satu tantangan dalam menggunakan safety stock adalah biaya ekstra yang diperlukan untuk membeli dan menyimpan persediaan cadangan. Biaya ini bisa mencakup biaya penyimpanan, biaya transportasi, biaya penanganan, dan biaya lainnya yang terkait dengan persediaan cadangan. Hal ini bisa menjadi beban yang cukup besar bagi perusahaan, terutama jika persediaan cadangan tersebut tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama.
- Ketidakpastian Permintaan
Safety stock biasanya digunakan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan yang tidak terduga. Namun, seberapa besar persediaan cadangan yang harus dibuat masih menjadi pertanyaan yang sulit dijawab. Jika persediaan cadangan terlalu sedikit, maka risiko kekurangan persediaan masih tetap ada. Namun, jika persediaan cadangan terlalu banyak, maka biaya tambahan yang dikeluarkan juga akan semakin besar.
- Perubahan dalam Pola Permintaan
Pola permintaan yang berubah-ubah juga bisa menjadi tantangan dalam menggunakan safety stock. Jika pola permintaan berubah secara drastis, maka persediaan cadangan yang dibuat sebelumnya mungkin tidak sesuai lagi dengan kebutuhan. Hal ini bisa menyebabkan terjadinya kekurangan persediaan atau bahkan kelebihan persediaan cadangan yang tidak terpakai.
- Kesulitan dalam Mengelola Persediaan
Menjaga persediaan cadangan tetap terorganisir dan terkendali juga bisa menjadi tantangan tersendiri. Terkadang, persediaan cadangan bisa tercecer di berbagai lokasi dan sulit untuk dilacak. Hal ini bisa menyebabkan kebingungan dan kesalahan saat mengelola persediaan cadangan.
Solusi dalam Mengatasi Tantangan "Safety Stock"
- Perencanaan yang Tepat
Solusi pertama yang dapat dilakukan adalah melakukan perencanaan yang tepat sebelum membuat persediaan cadangan. Hal ini dapat dilakukan dengan menganalisis data historis dan melakukan prediksi permintaan di masa depan. Dengan memiliki gambaran yang jelas tentang permintaan yang akan datang, perusahaan dapat menentukan seberapa besar persediaan cadangan yang diperlukan untuk mengimbangi fluktuasi permintaan.
- Penggunaan Teknologi
Teknologi dapat menjadi solusi yang efektif dalam mengelola persediaan cadangan. Dengan menggunakan sistem manajemen persediaan yang terintegrasi, perusahaan dapat dengan mudah melacak dan memonitor persediaan cadangan yang ada. Teknologi juga dapat digunakan untuk mengotomatisasi proses pengadaan dan menyimpan persediaan cadangan, sehingga dapat mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi.
- Diversifikasi Pemasok
Salah satu cara untuk mengurangi risiko ketidakpastian permintaan adalah dengan melakukan diversifikasi pemasok. Dengan memiliki beberapa pemasok yang dapat dipercaya, perusahaan dapat meminimalkan risiko keterlambatan pengiriman dan kekurangan persediaan. Hal ini juga dapat membantu mengurangi biaya pengadaan dan mempertahankan tingkat persediaan cadangan yang optimal.
- Evaluasi Secara Teratur
Terakhir, solusi yang dapat dilakukan adalah melakukan evaluasi secara teratur terhadap persediaan cadangan yang ada. Dengan melakukan evaluasi, perusahaan dapat mengetahui apakah persediaan cadangan yang dibuat masih sesuai dengan kebutuhan atau sudah perlu diubah. Evaluasi juga dapat membantu perusahaan untuk mengidentifikasi dan mengatasi masalah yang mungkin muncul terkait dengan persediaan cadangan.
Kesimpulan
"Safety Stock" adalah persediaan tambahan yang disimpan oleh perusahaan untuk mengantisipasi fluktuasi permintaan dan keterlambatan pasokan yang tidak terduga. Ini merupakan konsep yang penting dalam manajemen persediaan karena dapat membantu perusahaan menghindari risiko kekurangan persediaan dan mempertahankan kualitas layanan yang baik bagi pelanggan. Dengan menggunakan teknik yang tepat untuk menghitung dan mengelola "Safety Stock", perusahaan dapat memaksimalkan efisiensi dan mengurangi biaya persediaan secara keseluruhan.
Posting Komentar