Space Iklan Banner

Sistem Penunjang Keputusan: Pengertian, Komponen, Jenis-jenis, Karakteristik, Perancangan, dsb

Daftar Isi

 


Pengertian Sistem Penunjang Keputusan

Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support System/DSS) merupakan sebuah sistem yang dikembangkan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang kompleks dan tidak pasti. DSS merupakan bagian dari sistem informasi yang memanfaatkan data, model, dan teknik analisis untuk memberikan informasi yang berguna bagi pengguna dalam mengambil keputusan.

DSS digunakan untuk mengolah data, menganalisis masalah, serta memberikan alternatif keputusan yang dapat dipertimbangkan oleh pengguna. Dengan demikian, DSS dapat membantu mempercepat proses pengambilan keputusan dan meningkatkan kualitas keputusan yang diambil.

 

Sistem Penunjang Keputusan menurut Para Ahli

Sistem Penunjang Keputusan (Decision Support System atau DSS) adalah suatu sistem komputer yang dirancang untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang kompleks dan tidak terstruktur. Menurut para ahli, DSS dapat dikategorikan sebagai bagian dari sistem informasi yang fokus pada penggunaan teknologi untuk membantu pengambilan keputusan.

Beberapa ahli menggambarkan DSS sebagai sebuah sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang saling terkait, yaitu database, model matematis, dan antarmuka. Database digunakan untuk menyimpan data dan informasi yang diperlukan untuk proses pengambilan keputusan. Model matematis digunakan untuk menganalisis data dan menghasilkan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan. Sedangkan antarmuka berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan pengguna dengan sistem, sehingga memungkinkan pengguna untuk mengakses dan memanipulasi data serta menerima hasil analisis dari sistem.

Menurut Ralph Sprague, Jr. dan Eric Carlson, DSS adalah sistem yang dikembangkan untuk membantu pengambilan keputusan yang kompleks, memanfaatkan data dan informasi dari berbagai sumber, serta memanfaatkan teknik dan model analisis tertentu untuk mendukung proses pengambilan keputusan. DSS juga dapat diintegrasikan dengan sistem yang lebih besar, seperti sistem informasi manajemen (MIS) atau sistem pendukung manajemen (MSS).

Sedangkan menurut George Marakas, John O'Brien, dan James R. Evans, DSS dipandang sebagai sebuah sistem yang mengintegrasikan teknologi informasi, data, analisis, dan pemodelan matematis untuk memfasilitasi pengambilan keputusan yang lebih baik. DSS juga dapat digunakan dalam berbagai bidang, seperti bisnis, keuangan, pemasaran, kesehatan, dan lain-lain.

Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa DSS merupakan sebuah sistem yang kompleks dan terdiri dari berbagai komponen yang saling terkait. Dengan bantuan DSS, pengguna dapat memanfaatkan data dan informasi yang tersimpan dalam database, serta menganalisisnya menggunakan model matematis yang sesuai untuk membantu proses pengambilan keputusan yang lebih efektif.

DSS juga dapat memberikan keuntungan yang signifikan, seperti meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengambilan keputusan, mengurangi risiko kesalahan, serta memungkinkan pengguna untuk mengakses informasi secara real-time. Hal ini dapat membantu organisasi atau perusahaan dalam mengambil keputusan yang lebih baik dan tepat, sehingga dapat meningkatkan kinerja dan keberhasilan organisasi.

Namun, DSS juga memiliki beberapa kelemahan, seperti biaya yang tinggi dalam pengembangan sistem, kebutuhan akan data yang akurat dan berkualitas, serta ketergantungan terhadap kemampuan pengguna dalam menggunakan sistem tersebut.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa DSS merupakan sebuah sistem yang memiliki peran yang penting dalam proses pengambilan keputusan. Dengan bantuan DSS, pengambilan keputusan dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien, sehingga dapat membantu organisasi atau perusahaan dalam mencapai tujuan dan meningkatkan kinerjanya. Namun, perlu diingat bahwa DSS bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan suatu keputusan, melainkan juga memerlukan peran dan kemampuan pengguna dalam menginterpretasikan informasi yang diberikan oleh sistem tersebut.

 

Komponen-komponen Sistem Penunjang Keputusan

Sistem Penunjang Keputusan terdiri dari tiga komponen utama, yaitu data, model, dan user interface.

  1. Data merupakan informasi yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Data tersebut dapat berasal dari berbagai sumber, seperti internal perusahaan, sumber eksternal, dan data historis. Data ini kemudian diolah dan dianalisis oleh sistem untuk memberikan informasi yang berguna bagi pengguna.

  2. Model adalah representasi dari situasi atau masalah yang akan dipecahkan. Model ini dapat berupa model matematis, statistik, atau simulasi yang digunakan untuk memprediksi hasil dari alternatif keputusan yang diberikan. Model ini dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pengguna.

  3. User interface adalah antarmuka yang digunakan untuk berinteraksi antara pengguna dengan sistem. User interface ini dapat berupa tampilan grafis yang memudahkan pengguna dalam memahami informasi yang diberikan oleh sistem. Selain itu, user interface juga memungkinkan pengguna untuk memasukkan data, mengatur parameter model, dan memilih alternatif keputusan.

     

Jenis-jenis Sistem Penunjang Keputusan

Sistem Penunjang Keputusan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

  1. Sistem Penunjang Keputusan Berbasis Teks: Jenis ini menggunakan bahasa manusia yang diterjemahkan ke dalam bentuk pertanyaan untuk mengambil keputusan.

  2. Sistem Penunjang Keputusan Berbasis Grafis: Jenis ini menggunakan grafik atau tampilan visual untuk membantu pengguna dalam memahami situasi yang kompleks.

  3. Sistem Penunjang Keputusan Berbasis Model: Jenis ini menggunakan model matematis atau statistik untuk menganalisis data dan memberikan alternatif keputusan yang efektif.

  4. Sistem Penunjang Keputusan Berbasis Pengetahuan: Jenis ini menggunakan basis pengetahuan yang dikembangkan untuk menyelesaikan masalah yang kompleks.

     

Keuntungan Penggunaan Sistem Penunjang Keputusan

Penggunaan Sistem Penunjang Keputusan memiliki beberapa keuntungan, antara lain:

  1. Meningkatkan kualitas keputusan: Dengan adanya sistem ini, pengguna dapat memperoleh informasi yang akurat dan relevan untuk mengambil keputusan yang lebih baik.

  2. Mempercepat proses pengambilan keputusan: DSS dapat memproses data secara cepat dan memberikan alternatif keputusan yang dapat dipertimbangkan dengan lebih efisien, sehingga mempercepat proses pengambilan keputusan.

  3. Mengurangi kesalahan manusia: Dengan menggunakan DSS, kesalahan manusia dalam mengambil keputusan dapat dikurangi, karena sistem ini didukung oleh data yang akurat dan model yang dapat memprediksi hasil keputusan dengan lebih baik.

  4. Mendukung pengambilan keputusan yang kolaboratif: DSS memungkinkan beberapa pengguna untuk berkolaborasi dalam mengambil keputusan, sehingga memungkinkan adanya berbagai sudut pandang yang berbeda untuk dipertimbangkan.


Karakteristik Sistem Penunjang Keputusan

Sistem Penunjang Keputusan (SPK) adalah suatu sistem yang dirancang untuk membantu pengambilan keputusan yang kompleks dengan menganalisis data dan informasi yang tersedia. SPK dapat digunakan di berbagai bidang, seperti bisnis, industri, pemerintahan, dan lain-lain. SPK memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dari sistem lain.

1. Berbasis Data dan Informasi

Salah satu karakteristik utama dari SPK adalah bahwa sistem ini berbasis data dan informasi. Hal ini berarti bahwa SPK mengumpulkan, memanipulasi, dan menganalisis data dan informasi yang relevan dengan masalah yang sedang dihadapi. Data dan informasi ini dapat berasal dari berbagai sumber, seperti basis data internal perusahaan, data eksternal dari internet, atau data yang dikumpulkan langsung oleh sistem.

2. Menganalisis Keputusan yang Kompleks

SPK juga memiliki kemampuan untuk menganalisis keputusan yang kompleks. Hal ini memungkinkan sistem ini untuk memberikan solusi atau rekomendasi yang paling optimal untuk masalah yang dihadapi. SPK menggunakan metode analisis yang canggih dan algoritma untuk mengolah data dan informasi yang ada sehingga dapat menghasilkan keputusan yang berdasarkan fakta dan data yang akurat.

3. Memiliki Kemampuan Prediksi

Karakteristik lain dari SPK adalah kemampuannya untuk melakukan prediksi. Dengan menganalisis data dan informasi yang ada, sistem ini dapat memprediksi kemungkinan hasil dari berbagai keputusan yang diambil. Hal ini memungkinkan pengambil keputusan untuk mempertimbangkan berbagai konsekuensi dari keputusan yang akan diambil.

4. Interaktif dan User-Friendly

SPK juga dibangun dengan prinsip interaktif dan user-friendly. Artinya, sistem ini dirancang untuk memudahkan pengguna dalam mengoperasikan dan mengakses informasi yang diperlukan. SPK biasanya dilengkapi dengan antarmuka yang intuitif dan mudah digunakan, sehingga pengguna dapat dengan mudah memanipulasi data dan informasi yang ada untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

5. Berbasis Sistem Komputer

Karakteristik lain dari SPK adalah bahwa sistem ini berbasis sistem komputer. Hal ini memungkinkan sistem ini untuk dapat digunakan secara luas dan efisien di berbagai bidang. Dengan menggunakan teknologi komputer, SPK dapat melakukan analisis yang lebih cepat dan akurat, serta dapat digunakan secara terus-menerus dalam mengambil keputusan yang berulang.

6. Terintegrasi Dengan Sistem Lain

SPK juga memiliki kemampuan untuk diintegrasikan dengan sistem lain yang ada di organisasi atau perusahaan. Hal ini memungkinkan sistem ini untuk menggunakan data dan informasi yang diperoleh dari sistem lain, dan juga dapat memberikan rekomendasi yang dapat diimplementasikan secara langsung ke dalam sistem yang ada.

7. Dapat Dikustomisasi

Terakhir, SPK dapat dikustomisasi sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengguna. Hal ini memungkinkan sistem ini untuk dapat digunakan di berbagai bidang dan organisasi dengan kebutuhan yang berbeda-beda. Sistem ini dapat dikembangkan dan disesuaikan dengan kebutuhan bisnis atau industri tertentu untuk memenuhi tujuan pengambilan keputusan yang lebih efektif.

 

 

Kelebihan dan Kekurangan Sistem Penunjang Keputusan

Pengertian Sistem Penunjang Keputusan

Sistem Penunjang Keputusan (SPK) adalah suatu sistem yang dirancang untuk membantu pengambilan keputusan di berbagai bidang, baik itu bidang bisnis, teknologi, ataupun bidang lainnya. Sistem ini menggunakan data, model, dan metode untuk menganalisis situasi tertentu dan memberikan saran atau rekomendasi yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

Kelebihan Sistem Penunjang Keputusan

  1. Memungkinkan Pengambilan Keputusan yang Lebih Cepat dan Akurat

Dengan adanya sistem penunjang keputusan, pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan akurat. Hal ini dikarenakan sistem ini dapat memproses data dengan cepat dan memberikan hasil analisis yang akurat berdasarkan data yang telah dimasukkan.

  1. Meminimalisir Risiko Kesalahan Manusia

Pengambilan keputusan yang dilakukan secara manual memiliki risiko kesalahan manusia yang tinggi. Dengan adanya sistem penunjang keputusan, risiko ini dapat diminimalisir karena sistem ini didesain untuk mengolah data secara sistematis dan akurat.

  1. Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas

Dengan adanya sistem penunjang keputusan, proses pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan lebih efisien dan produktif. Hal ini dikarenakan sistem ini dapat mengolah data secara otomatis dan memberikan hasil analisis yang lebih cepat dibandingkan dengan pengolahan data manual.

  1. Dapat Menganalisis Data Secara Komprehensif

Sistem penunjang keputusan memiliki kemampuan untuk menganalisis data secara komprehensif dari berbagai sumber. Hal ini memungkinkan pengambil keputusan untuk memperoleh informasi yang lengkap dan akurat dalam mengambil keputusan yang tepat.

  1. Mendukung Pengambilan Keputusan yang Berbasis Data

Salah satu kelebihan utama sistem penunjang keputusan adalah dapat mendukung pengambilan keputusan yang berbasis data. Hal ini memungkinkan pengambil keputusan untuk mengambil keputusan yang lebih obyektif dan memiliki dasar yang kuat.

Kekurangan Sistem Penunjang Keputusan

  1. Membutuhkan Biaya yang Mahal

Penggunaan sistem penunjang keputusan membutuhkan biaya yang mahal, baik untuk pengembangan sistem maupun pemeliharaan sistem. Hal ini dikarenakan sistem ini memerlukan perangkat keras dan lunak yang canggih untuk dapat berfungsi secara optimal.

  1. Memerlukan Tenaga Ahli untuk Penggunaan dan Pemeliharaan

Untuk dapat menggunakan sistem penunjang keputusan dengan baik, diperlukan tenaga ahli yang memahami tentang sistem tersebut. Selain itu, sistem ini juga memerlukan pemeliharaan yang teratur oleh tenaga ahli agar dapat berjalan dengan baik.

  1. Terbatas pada Data yang Tersedia

Sistem penunjang keputusan hanya dapat menghasilkan analisis dan rekomendasi berdasarkan data yang dimasukkan ke dalam sistem tersebut. Jika data yang tersedia terbatas, maka hasil analisis dan rekomendasi yang diberikan oleh sistem juga akan terbatas.

  1. Tidak Dapat Menggantikan Peran Manusia Secara Penuh

Meskipun sistem penunjang keputusan dapat membantu dalam pengambilan keputusan, sistem ini tidak dapat menggantikan peran manusia secara penuh. Masih diperlukan keputusan akhir yang diambil oleh manusia berdasarkan pertimbangan yang lebih luas.

  1. Rentan terhadap Kegagalan Sistem

Seperti halnya sistem lainnya, sistem penunjang keputusan juga rentan mengalami kegagalan. Jika terjadi kegagalan pada sistem, maka pengambilan keputusan akan terhambat dan dapat berdampak pada kinerja organisasi.

 

Komponen Sistem Pendukung Keputusan

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan sebuah sistem yang digunakan untuk membantu pengambilan keputusan secara efektif dan efisien. Salah satu komponen utama dari SPK adalah data yang merupakan informasi yang diperoleh dari berbagai sumber dan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Selain itu, terdapat juga beberapa komponen lain yang merupakan bagian dari SPK, seperti model, metode, serta teknik yang digunakan untuk menganalisis data dan menghasilkan informasi yang berguna.

1. Model

Model merupakan salah satu komponen terpenting dari SPK. Model dapat berupa representasi matematis dari masalah yang dihadapi atau dapat juga berupa algoritma yang digunakan untuk menghasilkan solusi dari masalah yang dihadapi. Model ini akan membantu dalam proses pengambilan keputusan karena dapat memberikan gambaran yang jelas dan sistematis tentang masalah yang dihadapi. Selain itu, model juga dapat digunakan untuk memprediksi hasil dari suatu keputusan yang akan diambil.

2. Metode

Metode merupakan cara atau teknik yang digunakan dalam menjalankan sistem pendukung keputusan. Metode ini dapat berupa metode kuantitatif, yaitu menggunakan data dan perhitungan matematis untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Selain itu, terdapat juga metode kualitatif yang lebih berfokus pada data yang tidak terukur secara kuantitatif seperti opini, persepsi, dan preferensi dari para pengambil keputusan. Metode ini dapat membantu dalam mengolah data yang kompleks dan menghasilkan informasi yang lebih akurat.

3. Teknik

Teknik merupakan kumpulan instrumen atau prosedur yang digunakan dalam memperoleh data yang dibutuhkan untuk analisis dan pengambilan keputusan. Teknik ini dapat berupa teknik pengumpulan data, seperti wawancara, observasi, dan angket. Selain itu, terdapat juga teknik analisis data, seperti analisis SWOT, analisis regresi, dan analisis kelayakan. Teknik ini akan membantu dalam memperoleh data yang relevan dan valid untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan.

4. Basis Data

Basis data merupakan kumpulan data yang disimpan pada suatu sistem secara terstruktur. Basis data ini digunakan untuk menyimpan data-data yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan. Dengan adanya basis data, pengguna dapat dengan mudah mengakses dan memanipulasi data yang dibutuhkan untuk proses analisis dan pengambilan keputusan. Basis data yang digunakan dalam SPK haruslah terintegrasi dan terorganisir dengan baik agar dapat memberikan informasi yang akurat dan relevan.

5. User Interface

User Interface atau antarmuka pengguna merupakan komponen yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dengan sistem pendukung keputusan. Antarmuka ini haruslah mudah digunakan dan intuitif sehingga pengguna dapat dengan mudah memahami dan mengoperasikan sistem. User Interface yang baik akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengguna dalam menggunakan sistem dan mengambil keputusan.

6. Sistem Pengolah Informasi

Sistem pengolah informasi merupakan komponen yang bertanggung jawab dalam mengolah data yang ada dan menghasilkan informasi yang berguna bagi pengguna. Sistem ini dapat menerapkan model dan metode yang telah ditentukan untuk menganalisis data dan menghasilkan informasi yang relevan dan akurat. Sistem pengolah informasi yang baik akan memberikan hasil yang konsisten dan dapat diandalkan dalam proses pengambilan keputusan.

 

Pihak-Pihak/Aktor pada Sistem Penunjang Keputusan

Pihak-pihak yang terlibat dalam Sistem Penunjang Keputusan (SPK) terdiri dari lima aktor yang memiliki peran masing-masing dalam pengembangan ketiga tingkat SPK. Berikut adalah peran dari masing-masing pihak yang terlibat dalam SPK:

  1. Manager atau pemakai (user): Merupakan pihak yang terlibat langsung dalam proses pengambilan keputusan. Mereka harus mengambil tindakan dan bertanggung jawab atas konsekuensi dari keputusan yang diambil.

  2. Intermediary atau penghubung: Merupakan pihak yang membantu user dalam proses pengambilan keputusan. Mereka biasanya adalah staff pimpinan yang memberikan saran atau informasi kepada user, serta menerjemahkan kebutuhan manajer pada perancang.

  3. DSS Builder atau pembangun SPK (fasilitator): Merupakan pihak yang bertanggung jawab dalam mengembangkan Sistem Pendukung Keputusan yang dibangun dari Gudang Data Sistem Pendukung Keputusan. Mereka berinteraksi langsung dengan user ataupun intermediary dalam pengembangan SPK.

  4. Technical Supporter atau teknisi pendukung: Merupakan pihak yang memiliki tugas untuk mengembangkan kemampuan atau menambahkan komponen sistem informasi tambahan sesuai kebutuhan dalam pengembangan Gudang Data Sistem Pendukung Keputusan. Mereka juga bertanggung jawab dalam penambahan database baru, model analisis baru, dan format tampilan data tambahan.

  5. Toolsmith atau pengembang peralatan: Merupakan pihak yang bertugas dalam mengembangkan teknologi baru, baik perangkat keras maupun perangkat lunak, serta meningkatkan efisiensi hubungan antar subsistem dalam Sistem Penunjang Keputusan.

Dengan keterlibatan semua pihak di atas, diharapkan pengembangan Sistem Penunjang Keputusan dapat dilakukan secara lebih baik dan efektif sesuai dengan kebutuhan pengguna.

 

Perancangan Sistem Penunjang Keputusan

Cara pendekatan atau teknik yang digunakan dalam perancangan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) sangat tergantung pada kondisi dan waktu yang tersedia. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk merancang SPK, namun secara umum teknik-teknik tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori utama.

Pertama, perancangan dengan cara cepat (quick hit). Cara ini digunakan ketika dibutuhkan SPK dengan kemampuan khusus dalam waktu yang singkat. Pengembangan lebih lanjut akan dipertimbangkan di kemudian hari.

Kedua, perancangan dengan cara bertahap. Perancangan SPK dilakukan melalui pembuatan Sistem Pendukung Keputusan Semi (SDSS), yang dapat dikembangkan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan masa depan. Bagian yang sudah dikembangkan dalam sistem awal dapat digunakan kembali untuk pengembangan selanjutnya.

Ketiga, perancangan suatu SPK lengkap. Sebelum membuat SPK, terlebih dahulu dikembangkan Sistem Pendukung Keputusan Secara Global (DSSG) beserta struktur organisasi untuk mengelolanya.

Tahapan perancangan sistem pengambilan keputusan menurut Setiyaningsih (2015) terdiri dari beberapa langkah, yaitu:

  1. Perencanaan (Planning): Merumuskan masalah dan menentukan tujuan dari SPK.
  2. Penelitian (Research): Mencari data dan sumber daya yang diperlukan.
  3. Analisis (Analysis): Menentukan teknik perancangan, pendekatan pengembangan sistem, dan sumber data yang dibutuhkan.
  4. Perancangan (Design): Merancang subsistem database, subsistem model, dan subsistem dialog.
  5. Pembangunan (Construction): Menggabungkan ketiga subsistem yang dirancang menjadi suatu SPK dan menulis bahasa pemrograman untuk SPK.
  6. Implementasi (Implementation): Melakukan penerapan SPK yang meliputi uji coba, evaluasi, demonstrasi, orientasi, pelatihan, dan implementasi.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, diharapkan perancangan SPK dapat dilakukan secara sistematis dan efektif.

 

Cara Menggunakan Informasi dari Sistem Penunjang Keputusan

Penting untuk dicatat bahwa tujuan dari sistem pendukung keputusan (SPK) bukanlah untuk mengambil keputusan, tetapi untuk membantu pengguna, manajer, atau manusia dalam proses pengambilan keputusan. Oleh karena itu, penggunaan informasi dari program aplikasi SPK adalah inti dari pengembangan sistem ini.

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) atau Decision Support Systems (DSS) adalah sebuah sistem yang dirancang untuk membantu satu atau lebih pengambil keputusan dalam proses pengambilan keputusan. Sistem ini dilengkapi dengan seperangkat alat yang terorganisir dan disesuaikan dengan struktur masalah yang dihadapi, dengan tujuan meningkatkan efektivitas keputusan yang diambil.

Pengguna informasi dari SPK biasanya digunakan oleh manajer untuk mendefinisikan masalah yang dihadapi dan mencari solusi yang tepat. Informasi yang diberikan oleh SPK digunakan oleh manajer untuk memecahkan masalah yang telah diidentifikasi. Pendekatan ini melibatkan fase desain dan pemilihan solusi yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.

Dalam SPK, permasalahan dan keputusan yang harus diambil ditampilkan dalam bentuk laporan yang dapat berupa laporan berkala dan khusus. Laporan berkala dibuat sesuai jadwal tertentu, misalnya laporan analisis penjualan bulanan, sementara laporan khusus dibuat ketika terjadi sesuatu yang di luar kebiasaan, seperti laporan kecelakaan. Penggunaan laporan berkala dan khusus dapat bersifat lengkap atau ringkas, tergantung pada kebutuhan pengguna.

Selain itu, laporan juga dapat dibedakan menjadi laporan lengkap dan ringkas. Laporan lengkap memberikan detail spesifikasi mengenai setiap tindakan atau transaksi, sedangkan laporan ringkas menyajikan informasi secara ringkas yang mewakili beberapa tindakan atau transaksi. Dengan demikian, sistem pendukung keputusan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan untuk memperbaiki proses pengambilan keputusan dan meningkatkan efektivitas akhir dari keputusan yang diambil.

 

Posting Komentar

Space Iklan Banner