Space Iklan Banner

Biaya Overhead Variabel Beserta Contohnya Lengkap

Daftar Isi

 


Dalam dunia bisnis, memahami dan mengelola biaya merupakan hal yang krusial untuk mencapai profitabilitas. Salah satu komponen biaya yang penting untuk dipahami adalah biaya overhead variabel (BOV). Biaya overhead variabel adalah biaya yang berubah-ubah seiring dengan aktivitas bisnis. Biaya ini tidak dapat dihubungkan secara langsung dengan unit produk, sehingga perlu dialokasikan berdasarkan metode tertentu untuk menentukan biaya per unit produk.

Memahami BOV secara mendalam memberikan banyak manfaat bagi bisnis, di antaranya:

  • Membantu dalam pengambilan keputusan: Dengan mengetahui jumlah dan jenis BOV, perusahaan dapat membuat keputusan yang lebih tepat terkait produksi, harga, dan strategi bisnis lainnya.
  • Meningkatkan efisiensi: Pengelolaan BOV yang efektif dapat membantu perusahaan mengidentifikasi dan meminimalkan pemborosan, sehingga meningkatkan efisiensi operasional dan profitabilitas.
  • Meningkatkan daya saing: Perusahaan yang mampu mengelola BOV dengan baik akan memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan dengan perusahaan lain yang tidak melakukannya.

 

Definisi dan Perbedaan Biaya Overhead Variabel dengan Biaya Overhead Tetap

Biaya overhead variabel adalah biaya yang berubah-ubah seiring dengan tingkat aktivitas bisnis. Biaya ini tidak dapat dihubungkan secara langsung dengan unit produk, sehingga perlu dialokasikan berdasarkan metode tertentu untuk menentukan biaya per unit produk. Contoh BOV termasuk biaya bahan bakar mesin produksi, biaya tenaga kerja tidak langsung, dan biaya utilitas.

Sedangkan biaya overhead tetap adalah biaya yang tidak berubah dalam jangka pendek, terlepas dari tingkat aktivitas bisnis. Contoh biaya overhead tetap termasuk biaya sewa gedung, gaji staf administrasi, dan biaya asuransi.

 

Jenis-Jenis Biaya Overhead Variabel

Berikut adalah beberapa jenis BOV yang umum ditemukan dalam bisnis:

  • Biaya tenaga kerja tidak langsung: Biaya yang terkait dengan gaji karyawan yang tidak terlibat langsung dalam proses produksi, seperti supervisor, penjaga keamanan, dan petugas kebersihan.
  • Biaya bahan habis pakai: Biaya bahan yang digunakan dalam proses produksi, tetapi tidak menjadi bagian dari produk akhir, seperti pelumas, oli, dan alat tulis.
  • Biaya utilitas: Biaya penggunaan sumber daya seperti air, listrik, dan gas.
  • Biaya sewa: Biaya sewa gedung, peralatan, dan mesin.
  • Biaya asuransi: Biaya asuransi untuk melindungi aset perusahaan dari risiko kerugian.
  • Biaya komunikasi: Biaya telepon, internet, dan pos.
  • Biaya lainnya: Biaya lain yang tidak termasuk dalam kategori di atas, seperti biaya perjalanan, biaya hiburan, dan biaya penyusutan.

 

Karakteristik Biaya Overhead Variabel

BOV memiliki beberapa karakteristik utama, yaitu:

  • Berfluktuasi sejalan dengan aktivitas bisnis: BOV akan meningkat ketika aktivitas bisnis meningkat, dan menurun ketika aktivitas bisnis menurun.
  • Sulit dihubungkan secara langsung dengan unit produk: BOV tidak dapat dihubungkan secara langsung dengan unit produk karena tidak menjadi bagian dari produk akhir.
  • Memerlukan alokasi biaya untuk menentukan biaya per unit produk: BOV perlu dialokasikan berdasarkan metode tertentu untuk menentukan biaya per unit produk.

 

Metode Perhitungan Biaya Overhead Variabel

Ada dua metode umum yang digunakan untuk menghitung BOV:

  • Metode tarif overhead variabel: Metode ini menghitung BOV berdasarkan tarif overhead variabel yang ditentukan per unit aktivitas. Tarif overhead variabel dihitung dengan membagi total BOV dengan total aktivitas selama periode tertentu.
  • Metode pool biaya overhead variabel: Metode ini mengelompokkan BOV ke dalam beberapa pool biaya berdasarkan kategori atau departemen. Biaya overhead variabel dalam setiap pool kemudian dialokasikan ke produk berdasarkan faktor alokasi yang sesuai.

 

Mengelola Biaya Overhead Variabel Secara Efektif

Berikut adalah beberapa langkah untuk mengelola BOV secara efektif:

  • Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan biaya overhead variabel secara akurat: Langkah pertama adalah mengidentifikasi semua BOV yang dikeluarkan oleh perusahaan dan mengklasifikasikannya dengan benar.
  • Menentukan standar biaya overhead variabel: Menetapkan standar biaya overhead variabel yang realistis dan dapat dicapai untuk setiap kategori atau departemen.
  • Menerapkan pengendalian biaya overhead variabel: Menerapkan sistem pengendalian biaya untuk memantau dan mengendalikan BOV. Sistem ini harus mencakup prosedur untuk menyetujui anggaran, melacak pengeluaran, dan menyelidiki varians.
  • Melakukan analisis varians biaya overhead variabel: Menganalisis varians antara BOV yang sebenarnya dan BOV standar untuk mengidentifikasi area di mana biaya dapat dikurangi.

 

Mencari Peluang untuk Penghematan Biaya

Berikut adalah beberapa cara untuk mencari peluang penghematan BOV:

  • Negosiasi dengan pemasok: Negosiasikan harga yang lebih rendah dengan pemasok bahan baku, utilitas, dan layanan lainnya.
  • Meningkatkan efisiensi proses produksi: Menerapkan metode lean manufacturing untuk mengurangi pemborosan dan meningkatkan efisiensi proses produksi.
  • Menggunakan teknologi yang hemat biaya: Mengganti peralatan dan mesin lama dengan teknologi yang lebih hemat biaya.
  • Melatih karyawan tentang penghematan biaya: Memberikan pelatihan kepada karyawan tentang cara menghemat biaya dalam pekerjaan mereka sehari-hari.
  • Melakukan outsourcing aktivitas non-inti: Mengalihdayakan aktivitas non-inti kepada pihak ketiga yang lebih efisien.

 

 

Contoh Biaya Overhead Variabel (BOV)

Berikut adalah beberapa contoh BOV yang umum ditemukan dalam berbagai jenis usaha:

Usaha Manufaktur:

  • Biaya bahan baku: Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi, seperti plastik, logam, tekstil, dan bahan kimia.
  • Biaya tenaga kerja tidak langsung: Gaji karyawan yang tidak terlibat langsung dalam proses produksi, seperti supervisor, penjaga keamanan, dan petugas kebersihan.
  • Biaya bahan habis pakai: Biaya bahan yang digunakan dalam proses produksi, tetapi tidak menjadi bagian dari produk akhir, seperti pelumas, oli, dan alat tulis.
  • Biaya utilitas: Biaya penggunaan sumber daya seperti air, listrik, dan gas.
  • Biaya sewa: Biaya sewa gedung, peralatan, dan mesin.
  • Biaya asuransi: Biaya asuransi untuk melindungi aset perusahaan dari risiko kerugian.
  • Biaya komunikasi: Biaya telepon, internet, dan pos.
  • Biaya pengemasan: Biaya bahan dan tenaga kerja untuk mengemas produk akhir.
  • Biaya pengiriman: Biaya pengiriman produk jadi ke pelanggan.
  • Biaya penyusutan: Biaya penurunan nilai aset perusahaan seiring waktu.

Usaha Ritel:

  • Biaya komisi: Komisi yang diberikan kepada karyawan penjualan atas produk yang terjual.
  • Biaya sewa: Biaya sewa gedung dan etalase toko.
  • Biaya utilitas: Biaya penggunaan sumber daya seperti air, listrik, dan gas.
  • Biaya gaji karyawan: Gaji karyawan kasir, penjaga toko, dan staf lainnya.
  • Biaya keamanan: Biaya keamanan toko untuk mencegah pencurian dan kerusakan.
  • Biaya pemasaran: Biaya iklan, promosi, dan diskon untuk menarik pelanggan.
  • Biaya pengemasan: Biaya bahan dan tenaga kerja untuk mengemas produk yang dibeli oleh pelanggan.
  • Biaya pengiriman: Biaya pengiriman produk ke pelanggan.

Usaha Jasa:

  • Biaya gaji karyawan: Gaji karyawan profesional, seperti konsultan, akuntan, dan pengacara.
  • Biaya sewa: Biaya sewa gedung dan ruang kantor.
  • Biaya utilitas: Biaya penggunaan sumber daya seperti air, listrik, dan gas.
  • Biaya peralatan: Biaya pembelian dan pemeliharaan peralatan kantor, seperti komputer, printer, dan mesin fotokopi.
  • Biaya perjalanan: Biaya perjalanan dinas karyawan untuk bertemu klien atau menghadiri konferensi.
  • Biaya hiburan: Biaya untuk menjamu klien atau menghadiri acara bisnis.
  • Biaya asuransi: Biaya asuransi untuk melindungi bisnis dari risiko kerugian.
  • Biaya profesional: Biaya untuk jasa profesional eksternal, seperti akuntan dan pengacara.

 

 

Cara Menghitung Biaya Overhead Variabel (BOV)

Biaya overhead variabel (BOV) adalah biaya yang dikeluarkan untuk mendukung operasional bisnis, tetapi nilainya selalu berubah setiap saat. Oleh karena itu, penting untuk menghitung BOV dengan tepat agar dapat dikelola dengan efektif.

Ada dua metode umum untuk menghitung BOV:

1. Metode Tarif Overhead Variabel (TOV)

Metode TOV menghitung BOV berdasarkan tarif overhead variabel yang ditentukan per unit aktivitas. Tarif overhead variabel dihitung dengan membagi total BOV dengan total aktivitas selama periode tertentu.

Rumus:

Tarif Overhead Variabel = Total BOV / Total Aktivitas

Langkah-langkah:

  1. Identifikasi dan hitung total BOV: Catat semua jenis BOV yang dikeluarkan selama periode tertentu. Hitung total BOV dengan menjumlahkan semua biaya tersebut.
  2. Hitung total aktivitas: Pilihlah unit aktivitas yang sesuai dengan bisnis Anda, seperti unit produksi, jam kerja mesin, atau jam kerja karyawan. Hitung total aktivitas selama periode tertentu.
  3. Hitung tarif overhead variabel: Bagikan total BOV dengan total aktivitas. Hasilnya adalah tarif overhead variabel per unit aktivitas.
  4. Hitung BOV per unit produk: Kalikan tarif overhead variabel dengan jumlah unit aktivitas yang digunakan untuk memproduksi satu unit produk. Hasilnya adalah BOV per unit produk.

Contoh:

Misalkan sebuah perusahaan manufaktur mengeluarkan total BOV sebesar Rp 100 juta selama bulan Januari. Total unit produksi selama bulan Januari adalah 10.000 unit.

Tarif overhead variabel = Rp 100 juta / 10.000 unit = Rp 10.000 per unit

BOV per unit produk = Rp 10.000 per unit * 1 unit = Rp 10.000 per unit

2. Metode Pool Biaya Overhead Variabel (PBOV)

Metode PBOV mengelompokkan BOV ke dalam beberapa pool biaya berdasarkan kategori atau departemen. Biaya overhead variabel dalam setiap pool kemudian dialokasikan ke produk berdasarkan faktor alokasi yang sesuai.

Langkah-langkah:

  1. Identifikasi dan klasifikasikan BOV: Kelompokkan BOV ke dalam beberapa pool biaya berdasarkan kategori atau departemen.
  2. Hitung total BOV dalam setiap pool: Hitung total BOV dalam setiap pool dengan menjumlahkan semua biaya dalam pool tersebut.
  3. Tentukan faktor alokasi: Pilihlah faktor alokasi yang sesuai untuk setiap pool biaya. Faktor alokasi harus mencerminkan bagaimana biaya dalam pool tersebut dibebankan ke produk.
  4. Alokasikan BOV ke produk: Kalikan total BOV dalam setiap pool dengan faktor alokasi yang sesuai. Hasilnya adalah BOV yang dialokasikan ke setiap produk.

Contoh:

Misalkan perusahaan manufaktur yang sama memiliki dua pool biaya: pool biaya produksi dan pool biaya administrasi. Total BOV dalam pool biaya produksi adalah Rp 60 juta, dan total BOV dalam pool biaya administrasi adalah Rp 40 juta.

Faktor alokasi untuk pool biaya produksi adalah jumlah jam kerja mesin yang digunakan untuk memproduksi satu unit produk. Faktor alokasi untuk pool biaya administrasi adalah jumlah unit produksi.

Misalkan satu unit produk membutuhkan 2 jam kerja mesin dan diproduksi sebanyak 10.000 unit.

BOV pool biaya produksi per unit produk = Rp 60 juta / (10.000 unit * 2 jam/unit) = Rp 3.000 per unit BOV pool biaya administrasi per unit produk = Rp 40 juta / 10.000 unit = Rp 4.000 per unit

Total BOV per unit produk = Rp 3.000 per unit + Rp 4.000 per unit = Rp 7.000 per unit

 

Kesimpulan

Pengelolaan BOV secara efektif adalah kunci untuk mencapai profitabilitas dan daya saing bisnis. Dengan memahami BOV, menerapkan metode perhitungan yang tepat, dan menerapkan strategi penghematan biaya yang efektif, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional dan memaksimalkan keuntungan.

 

Posting Komentar

Space Iklan Banner