Mengenal Sejarah Mata Uang Vietnam, Jenis Mata Uang, Masalah dan Tantangan dalam Penggunaannya
Sumber Gambar : dijelas.in |
Mengenal Sejarah Mata Uang Vietnam
Vietnam merupakan salah satu negara yang terletak di Asia Tenggara yang dikenal dengan keindahan alamnya serta budayanya yang kaya. Selain itu, Vietnam juga memiliki sejarah yang panjang, termasuk dalam hal mata uang yang digunakan oleh masyarakatnya. Sejak berabad-abad yang lalu, Vietnam telah mengalami berbagai perubahan dalam hal mata uang dan inilah yang akan kita bahas dalam artikel ini.
Pada awalnya, Vietnam menggunakan sistem barter sebagai alat tukar dalam kegiatan perdagangan. Namun, pada abad ke-3 Masehi, Raja Ly Nam De mulai memperkenalkan mata uang koin yang terbuat dari perunggu dan tembaga dengan berbagai macam bentuk dan ukuran. Koin-koin ini terukir dengan berbagai simbol dan huruf yang memperlihatkan identitas kerajaan dan Raja Ly Nam De sendiri.
Pada abad ke-9, Vietnam mulai memperkenalkan koin perak yang dikenal sebagai “Hoa Qua” yang berarti bunga. Koin ini memiliki bentuk bulat dengan lubang di tengahnya yang memungkinkan mereka untuk diikat dengan tali dan dijadikan sebagai kalung. Pada masa ini, Vietnam juga mulai mengimpor mata uang dari negara-negara tetangga seperti China dan Jepang.
Kemudian, pada abad ke-11, Raja Ly Thai To memperkenalkan mata uang kertas yang dipercaya sebagai yang pertama di dunia. Mata uang ini dikenal sebagai “Tien” dan memiliki nilai yang tergantung pada ukuran kertasnya. Namun, penggunaan mata uang kertas ini tidak bertahan lama karena sering dipalsukan oleh para pedagang nakal.
Pada abad ke-19, Vietnam mulai menggunakan mata uang koin yang terbuat dari perak dan emas yang dikenal sebagai “Dong”. Mata uang ini dibagi menjadi beberapa denominasi seperti 1 Dong, 2 Dong, 5 Dong, dan seterusnya. Namun, pada saat itu, Vietnam sedang dalam pengaruh penjajahan oleh Prancis yang membuat perubahan dalam sistem mata uangnya.
Pada tahun 1885, Prancis memperkenalkan mata uang baru yang dikenal sebagai “Piastre”. Mata uang ini menggunakan standar uang Prancis dan juga diterima sebagai alat bayar di berbagai negara di Asia Tenggara. Namun, setelah Vietnam merdeka pada tahun 1945, mata uang Piastre diganti dengan mata uang baru yang bernama Dong Vietnam.
Dong Vietnam yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1946 memiliki nilai yang setara dengan Piastre. Namun, pada tahun 1951, Vietnam Selatan memutuskan untuk mencetak mata uang sendiri yang bernilai 500 Dong dan Vietnam Utara mengikuti dengan mencetak 100 Dong. Pada tahun 1978, kedua negara bersatu kembali dan menggabungkan kedua mata uang tersebut sehingga terbentuklah Dong Vietnam yang baru.
Pada tahun 1985, pemerintah Vietnam memutuskan untuk mengubah sistem mata uangnya dari denominasi koin menjadi denominasi uang kertas. Hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya produksi dan memudahkan penggunaannya. Mata uang Dong Vietnam yang kita kenal sekarang ini terbagi menjadi 100 Xu, 200 Xu, 500 Xu, 1000 Xu, 2000 Xu, dan 5000 Xu.
Namun, pada tahun 2003, pemerintah Vietnam kembali melakukan reformasi mata uang dengan memperkenalkan koin-koin dengan nilai yang lebih besar, yaitu 500 Dong dan 1000 Dong. Selain itu, mereka juga mencetak uang kertas dengan nilai yang lebih besar, yaitu 200.000 Dong. Hal ini dilakukan untuk mengurangi penggunaan uang kertas dengan nilai kecil dan mendorong penggunaan uang elektronik.
Pada tahun 2016, pemerintah Vietnam juga memutuskan untuk menarik uang kertas denominasi kecil seperti 1 Dong, 2 Dong, dan 5 Dong karena kurang praktis dan mahal dalam pemeliharaannya. Hal ini menandakan bahwa Vietnam terus berusaha untuk mengembangkan sistem mata uangnya agar lebih efisien dan sesuai dengan perkembangan zaman.
Dari sejarah yang panjang tersebut, dapat disimpulkan bahwa Vietnam telah mengalami banyak perubahan dalam hal mata uangnya. Mulai dari sistem barter hingga penggunaan uang elektronik, Vietnam terus beradaptasi dan berinovasi untuk meningkatkan kestabilan dan kemudahan dalam kegiatan ekonomi. Mata uang Dong Vietnam yang kita kenal sekarang ini merupakan bukti dari evolusi yang dilakukan oleh negara ini dalam hal sistem keuangan.
Jenis Mata Uang Vietnam
Vietnam merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki sejarah yang panjang dalam hal mata uang. Sejak masa pemerintahan Dinasti Hung yang berlangsung dari abad ke-3 SM hingga abad ke-1 M, Vietnam sudah mengenal sistem pertukaran barang yang menggunakan kerang sebagai alat pembayarannya. Seiring dengan perkembangan zaman, negara Vietnam mengalami banyak perubahan politik dan ekonomi yang juga ikut mempengaruhi mata uang yang digunakan.
Pada tahun 1945, Vietnam memperoleh kemerdekaannya dari penjajahan Prancis dan memproklamasikan diri sebagai Republik Demokratik Vietnam. Saat itu, mata uang yang digunakan adalah đồng Việt Nam, yang memiliki nilai tukar tetap dengan franc Prancis. Namun, setelah terjadinya Perang Indochina Pertama pada tahun 1946, mata uang đồng Việt Nam tidak lagi beredar dan digantikan oleh đồng mới yang bernama đồng Việt Nam Nhân dân, dengan simbol VND.
Mata uang đồng Việt Nam Nhân dân ini masih digunakan hingga saat ini dan sering disebut sebagai đồng Vietnam. Secara resmi, mata uang ini dikeluarkan oleh Bank Sentral Vietnam yang bernama Ngân hàng Nhà nước Việt Nam dan memiliki nilai tukar yang ditetapkan oleh pemerintah. Đồng Vietnam saat ini terbagi menjadi beberapa pecahan, yaitu 200 đồng, 500 đồng, 1000 đồng, 2000 đồng, 5000 đồng, 10.000 đồng, 20.000 đồng, 50.000 đồng, 100.000 đồng, 200.000 đồng, dan 500.000 đồng.
Selain đồng Vietnam, negara ini juga memiliki beberapa mata uang lain yang beredar di wilayahnya. Namun, mata uang-mata uang tersebut tidak diakui secara resmi oleh pemerintah Vietnam dan hanya digunakan oleh beberapa kawasan tertentu sebagai alat pembayaran. Berikut adalah beberapa jenis mata uang Vietnam selain đồng Vietnam:
Đồng Xu: Đồng xu berarti "uang logam" dalam bahasa Vietnam dan merupakan mata uang logam pertama yang digunakan di Vietnam. Mata uang ini mulai beredar pada masa Dinasti Nguyễn dan masih digunakan hingga saat ini dengan pecahan nominal yang bervariasi, seperti 2000 đồng, 5000 đồng, dan 10.000 đồng.
Hào: Hào adalah pecahan dari đồng xu yang memiliki nilai yang lebih kecil. Mata uang ini digunakan pada masa Dinasti Tây Sơn dan masih digunakan hingga saat ini dengan pecahan nominal yang sama dengan đồng xu.
Đồng Tiền: Đồng tiền adalah uang kertas yang digunakan pada masa Dinasti Nguyễn dan masih digunakan hingga dekade 1950-an. Namun, mata uang ini tidak lagi berlaku secara resmi dan hanya digunakan sebagai barang koleksi oleh para penggemar numismatik.
Đồng Quân: Đồng quân merupakan mata uang yang digunakan oleh pemerintah Vietnam Selatan pada masa Perang Vietnam dan memiliki nilai yang setara dengan đồng Vietnam. Mata uang ini tidak lagi berlaku setelah Vietnam Selatan kalah dalam perang dan digantikan oleh đồng Vietnam.
Đồng Tồn: Đồng tồn adalah mata uang yang digunakan pada masa Perang Indochina Kedua oleh gerilyawan Viet Minh. Mata uang ini digunakan untuk menggantikan đồng Việt Nam Nhân dân yang tidak beredar pada masa itu.
Đồng Việt Nam Cộng Hòa: Đồng Việt Nam Cộng Hòa adalah mata uang yang digunakan oleh pemerintah Vietnam Selatan setelah negara ini memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1955. Mata uang ini digunakan hingga tahun 1975 ketika Vietnam Selatan kembali digabungkan dengan Vietnam Utara dan đồng Việt Nam Nhân dân kembali digunakan sebagai mata uang resmi.
Dari semua mata uang yang pernah beredar di Vietnam, hanya đồng Vietnam yang masih digunakan hingga saat ini sebagai mata uang resmi negara ini. Meskipun telah mengalami banyak perubahan dan diikuti oleh banyak peristiwa penting dalam sejarahnya, đồng Vietnam tetap menjadi simbol kestabilan ekonomi dan kedaulatan negara Vietnam.
Penggunaan Mata Uang Asing di Vietnam
Vietnam merupakan salah satu negara yang berada di kawasan Asia Tenggara yang memiliki kekayaan alam dan budaya yang kaya. Negara ini juga merupakan salah satu destinasi wisata yang populer di kalangan turis asing. Dengan begitu, tidak heran apabila penggunaan mata uang asing di Vietnam menjadi sebuah topik yang menarik untuk dibahas.
Vietnam memiliki mata uang resmi yang disebut sebagai dong (VND). Namun, penggunaan mata uang asing di negara ini juga cukup umum terutama di tempat-tempat wisata yang sering dikunjungi oleh turis asing. Mata uang asing yang paling umum digunakan di Vietnam adalah dolar Amerika Serikat (USD), namun ada juga mata uang lain seperti euro, poundsterling, dan yen yang diterima di beberapa tempat.
Meskipun penggunaan mata uang asing di Vietnam cukup umum, namun sebaiknya para wisatawan tetap membawa dong untuk bertransaksi di negara ini. Hal ini karena penggunaan dong lebih menguntungkan daripada penggunaan mata uang asing. Misalnya, harga-harga di Vietnam umumnya ditulis dalam dong dan apabila menggunakan dolar, kemungkinan ada perbedaan harga yang cukup signifikan. Selain itu, ada juga beberapa tempat yang menerima mata uang asing namun memberikan kembalian dalam dong, yang dapat mengakibatkan kerugian bagi para wisatawan.
Untuk menukarkan mata uang asing ke dong, para wisatawan dapat melakukannya di bank, money changer, dan juga hotel-hotel yang biasanya menyediakan layanan penukaran uang. Namun, sebaiknya para wisatawan menukarkan uang di bank karena biasanya memiliki kurs yang lebih menguntungkan daripada money changer atau hotel.
Selain menukarkan uang, para wisatawan juga dapat menggunakan kartu kredit untuk bertransaksi di Vietnam. Namun, perlu diperhatikan bahwa tidak semua tempat menerima pembayaran dengan kartu kredit, terutama di tempat-tempat yang lebih kecil atau pedesaan. Sebaiknya para wisatawan membawa sedikit uang tunai untuk menghindari ketidaknyamanan saat berbelanja atau makan di tempat-tempat yang tidak menerima pembayaran dengan kartu kredit.
Apabila para wisatawan tertarik untuk menggunakan kartu kredit, pastikan untuk memeriksa kurs yang dikenakan oleh bank penerbit kartu kredit. Kurs yang dikenakan biasanya lebih tinggi daripada kurs yang berlaku di Vietnam. Selain itu, pastikan juga untuk mengaktifkan fitur penggunaan kartu kredit di luar negeri sebelum berangkat ke Vietnam, agar tidak terjadi masalah saat bertransaksi.
Selain penggunaan mata uang asing di tempat-tempat wisata, para wisatawan juga dapat menggunakan mata uang asing untuk membayar penginapan di hotel. Namun, sebaiknya para wisatawan mengecek terlebih dahulu kebijakan hotel terkait pembayaran dengan mata uang asing. Beberapa hotel mungkin menetapkan kurs yang lebih tinggi daripada kurs yang berlaku di Vietnam, sehingga dapat mengakibatkan biaya yang lebih mahal.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan mata uang asing di Vietnam dapat dilakukan namun sebaiknya dipertimbangkan dengan baik. Para wisatawan sebaiknya membawa dong untuk bertransaksi, namun dapat menggunakan mata uang asing untuk pembayaran di tempat-tempat yang menerima mata uang asing. Selain itu, pastikan untuk menukarkan uang di bank dan memeriksa kurs yang dikenakan sebelum bertransaksi. Dengan memahami penggunaan mata uang asing di Vietnam, para wisatawan dapat menghindari masalah dan menikmati liburan mereka dengan lebih lancar di negara ini.
Masalah dan Tantangan dalam Penggunaan Mata Uang di Vietnam
Vietnam merupakan salah satu negara yang populer di Asia Tenggara, terutama bagi para wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam, budaya, dan kuliner yang ditawarkan. Namun, di balik pesonanya, Vietnam juga memiliki banyak tantangan dalam penggunaan mata uangnya, yaitu Dong (VND). Meskipun Dong adalah mata uang resmi Vietnam, namun masih banyak masalah yang dihadapi oleh masyarakat dan pemerintah dalam penggunaannya. Artikel ini akan mengulas secara mendalam tentang masalah dan tantangan dalam penggunaan mata uang di Vietnam.
Sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat, Vietnam mengalami inflasi yang tinggi. Inflasi adalah suatu keadaan di mana harga-harga barang dan jasa terus meningkat secara signifikan. Dalam konteks Vietnam, inflasi ini sangat mempengaruhi daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi negara. Pemerintah Vietnam berusaha untuk menstabilkan inflasi dengan berbagai kebijakan, namun hal ini tetap menjadi tantangan karena perubahan harga yang sangat cepat.
Salah satu faktor yang menyebabkan inflasi di Vietnam adalah keterbatasan pasokan bahan pangan. Ketergantungan Vietnam terhadap impor bahan pangan yang tinggi membuat harga-harga bahan pangan rawan naik. Selain itu, perubahan iklim yang ekstrem juga seringkali menyebabkan kerugian pada sektor pertanian dan perikanan. Akibatnya, harga bahan pangan seperti beras, jagung, kedelai, dan ikan menjadi tidak stabil dan meningkat secara drastis.
Masalah berikutnya adalah ketidakstabilan nilai tukar Dong. Pergerakan nilai tukar Dong terhadap mata uang asing seperti dolar AS dan euro seringkali tidak terkendali. Hal ini disebabkan oleh pengaruh faktor eksternal seperti fluktuasi pasar global dan ketidakpastian kebijakan perdagangan internasional. Ketidakstabilan nilai tukar ini berdampak pada harga-harga barang dan jasa di Vietnam, yang pada akhirnya mempengaruhi daya beli masyarakat.
Selain itu, Vietnam juga masih menghadapi banyak masalah terkait dengan sistem perbankan dan keuangan yang belum sepenuhnya berkembang. Meskipun ada banyak bank yang beroperasi di negara ini, namun masih terdapat keterbatasan akses masyarakat ke layanan perbankan. Banyak masyarakat yang masih mengandalkan transaksi tunai karena kurangnya pemahaman tentang layanan perbankan. Selain itu, transaksi non-tunai juga masih kurang populer di Vietnam, sehingga penggunaan kartu kredit dan debit masih terbatas.
Tantangan lain dalam penggunaan mata uang di Vietnam adalah tingginya tingkat inflasi menyebabkan harga-harga barang dan jasa menjadi sangat tinggi. Hal ini menyebabkan banyak masyarakat yang mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, juga terdapat kesenjangan sosial yang tajam antara masyarakat kota dan pedesaan. Masyarakat kota yang lebih maju secara ekonomi memiliki akses yang lebih baik terhadap layanan perbankan dan lebih mampu menghadapi inflasi, sedangkan masyarakat pedesaan yang mayoritas masih hidup dari sektor pertanian dan perikanan lebih rentan terhadap perubahan harga dan kebijakan pemerintah.
Untuk mengatasi masalah dan tantangan dalam penggunaan mata uang di Vietnam, pemerintah telah melakukan berbagai langkah untuk meningkatkan stabilitas ekonomi dan mengurangi tingkat inflasi. Langkah-langkah tersebut antara lain adalah mengendalikan harga-harga barang dan jasa, mendorong diversifikasi sektor pertanian, dan mengadakan kerjasama dengan negara-negara lain dalam mencari solusi bersama.
Pemerintah juga berusaha untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat agar lebih memahami keuntungan dari menggunakan layanan perbankan dan transaksi non-tunai. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan penggunaan kartu kredit dan debit, serta membantu mengurangi masalah inflasi.
Di samping itu, pemerintah juga memberikan perhatian khusus terhadap kemajuan teknologi finansial (fintech) yang berkembang pesat di Vietnam. Fintech dapat memberikan solusi dalam memperkuat sektor perbankan dan keuangan negara. Dengan adanya inovasi dan teknologi baru, diharapkan dapat meningkatkan akses dan efisiensi dalam penggunaan layanan perbankan dan pembayaran elektronik.
Meskipun masih menghadapi banyak masalah dan tantangan, namun Vietnam terus berusaha untuk mengembangkan perekonomiannya dan memperkuat penggunaan mata uangnya. Pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk menangani masalah yang ada dan mencari solusi bersama agar Vietnam dapat terus maju dan mengatasi berbagai tantangan di masa depan.
Hal yang Membuat Mata Uang Dong Vietnam Jadi Unik
Setelah mengetahui sejarah dan jenis mata uang Vietnam, mungkin kamu semakin penasaran dengan beberapa hal unik dan menarik mengenai mata uang tersebut.
- Pertama, desain uang kertas Vietnam sangat menarik karena memperlihatkan gambar tokoh sejarah, objek budaya, flora dan fauna Vietnam, serta tempat wisata. Misalnya, terdapat gambar Ho Chi Minh, situs kuno My Son, kura-kura, dan Teratai. Beberapa uang kertas Vietnam menggunakan teknologi anti-palsu seperti benang keamanan, gambar hologram, dan tinta khusus yang berubah warna saat terkena cahaya.
- Kedua, mata uang Vietnam masih bergantung pada Dolar AS dalam banyak transaksi, meskipun pemerintah Vietnam telah berusaha memperkuat nilai mata uangnya. Hal ini disebabkan karena kepercayaan investor yang lebih tinggi pada Dolar AS serta keterbatasan penggunaan Dong Vietnam di negara lain.
- Ketiga, Dong Vietnam hanya digunakan di Vietnam, sehingga pembayaran dengan mata uang ini terbatas pada transaksi di negara tersebut. Meski demikian, beberapa toko dan restoran di daerah perbatasan dengan negara tetangga seperti Laos, Kamboja, dan Tiongkok menerima pembayaran dalam Dong Vietnam.
- Keempat, nilai tukar Dong Vietnam relatif rendah dibandingkan dengan mata uang negara lain, yang dapat mempengaruhi daya beli masyarakat dan nilai ekonomi negara. 1 Dong Vietnam setara dengan 0,63 Rupiah Indonesia, meskipun nilai tukar ini terus mengalami fluktuasi.
- Kelima, pemerintah Vietnam telah mengeluarkan uang kertas dengan pecahan yang lebih besar seperti 500000 Dong dan 1000000 Dong untuk memudahkan transaksi besar dan mengurangi penggunaan uang kertas dalam jumlah besar, sehingga efisiensi penggunaan uang kertas meningkat.
Dengan begitu, informasi ini dapat memberikan pemahaman lebih dalam mengenai mata uang Vietnam. Jangan heran jika saat menukar uang ke Dong Vietnam, jumlah uang yang diterima bisa sangat banyak karena nilai tukarnya yang rendah.
Posting Komentar